Konstruksi Media – Masyarakat di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku sangat terbantu dengan penyaluran Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Meskipun masyarakat juga berswadaya dalam proses pembangunannya, tapi Program BSPS berhasil membedah rumah tidak layak menjadi lebih layak huni.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, program BSPS merupakan stimulan untuk masyarakat agar bisa lebih bersemangat dalam membangun hunian yang layak.
“Dalam proses pembangunan rumah, penerima bantuan juga akan didampingi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS sehingga bangunan rumah menjadi lebih kokoh dari sisi konstruksi dan layak huni,” kata Iwan melalui keterangan tertulis, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Iwan Suprijanto Terima Penghargaan Ganesa Wirya Jasa Adiutama dari ITB
Pada kegiatan kunjungan lapangan ke lokasi Program BSPS di Kabupaten Lombok Tengah, pada hari Selasa tanggal 11 Juli 2023, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR didampingi Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Nusa Tenggara I, I Wayan Suardana juga memasang peneng berwarna biru bertuliskan Program BSPS di dinding rumah penerima bantuan. Selain itu juga dipasang stiker yang berisi informasi “Program BSPS Tidak Ada Pungutan Dari Pihak Manapun !”.

Dari data Balai P2P Nusa Tenggara I, total alokasi Program BSPS yang disalurkan di Provinsi NTB Tahun 2023 berdasarkan SK Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR yang sudah terbit sebanyak 1.376 unit. Adapun sebaran lokasinya berada di Kabupaten Lombok Tengah (459 unit), Lombok Barat (223 unit), Lombok Utara (88 unit), Lombok Timur (260 unit), Sumbawa Barat (18 unit), Kota Mataram (193 unit), Sumbawa (41 unit), Kota Bima (54 unit) dan Kabupaten Bima (40 unit).
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat menerima bantuan ini secara gratis dan tidak boleh ada pungutan dari pihak manapun. Jumlah dana BSPS yang diterima masyarakat Rp 20 juta per unit rumah yang bisa digunakan untuk membeli bahan bangunan Rp 17,5 juta dan Rp 2,5 juta untuk upah tukang,” jelasnya.
Baca juga: Progres Konstruksi Bendungan Mbay di Nagekeo NTT dengan Nilai Kontrak Rp1,47 Triliun
Salah seorang warga penerima Program BSPS, Nurjanah (47 tahun) yang tinggal di Dusun Bagik Nunggal, Kelurahan Teratak, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah mengaku tidak pernah mengira bisa membangun rumahnya. Sejak suaminya meniggal dunia dirinya hanya mengandalkan penghasilannya sebagai buruh tani yakni Rp 25.000 per hari.
“Saya dapat dana BSPS Rp 20 juta dan dibantu dana pembangunan rumah oleh anak saya yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Dulu rumah saya dari bilik bambu dan kayu bekas serta lantainya plester seadanya dan setelah didampingi Tenaga Pendamping Lapangan (TFL) sekarang rumah saya sudah ditembok, atapnya bagus dan lantainya dikeramik serta ada kamar tidurnya,” kata saat ditemui dikediamannya, Selasa (11/7/2023).
Warga NTB lainnya dari Desa Aik Berik, Kecamatan Batuk Liang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Muslim Khatib bekerja sebagai pembuat batako dengan penghasilan yang tidak menentu tergantung hasil penjualannya. Rumahnya pun dulu terbuat dari dinding triplek dan kayu.
“Terimakasih Untuk Bapak Presiden Jokowi yang sudah menyalurkan program BSPS. Sekarang rumah saya jadi lebih bagus, dindingnya dari tembok dan nyaman untuk dihuni,” katanya.
Baca artikel selanjutnya: