MKP, Perusahaan Karya Anak Bangsa Hadirkan Solusi E-Retribusi untuk Tingkatkan PAD
Kita sudah sangat teruji dari sisi realibilitas menangani very high traffic solutions. Maka itu, ke depan kita akan mengembangkan solusi-solusi ini ke Indonesia Timur.
Konstruksi Media – PT Mitra Kasih Perkasa (MKP) adalah traffic intelligence company atau perusahaan jasa teknologi informasi sekaligus sistem integrator, yang menjadi partner strategis bagi bank daerah ataupun himpunan bank negara (Himbara) dalam mengerjakan E-Retribusi guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sejauh ini, MKP yang merupakan perusahaan anak bangsa ini berfokus pada traffic intelligence system untuk sektor parkir, pariwisata, E-Retribusi Pasar, dan public transportations, dengan mengintegrasikan satu kesatuan framework mulai dari issue, validation, payment, distribution, hingga data analytics. MKP menciptakan interlocking value in front-end digital payment ecosystem pertama di Indonesia.
CEO & Co-Founder PT MKP, Nicholas Anggada mengatakan, sekitar empat tahun ini perusahaan yang ia pimpin tersebut telah mengelola lebih dari 60 juta traffic transactions per tahun di lebih dari 200 lokasi dengan Total Processing Value (TPV) Rp2,3 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Nicholas saat diwawancarai Konstruksi Media dalam acara Rakernas Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), yang terselenggara beberapa waktu lalu di Hotel Pullman, Jakarta.
Sejak bulan November 2023, MKP menjadi perusahaan lokal pertama dan satu-satunya mendigitalkan E-Ticketing Pelabuhan Domestik Batam dan Tanjungpinang. Dalam implementasinya, Nicholas mengaku fokus utama perusahaan ada pada pembelian tiket yang aman, cepat, dan mudah.
“Pembelian tiket ferry Batam sekarang bisa dilakukan secara online dan on site. Setiap penumpang hanya cukup manifest data satu kali saja, lalu dapat melakukan pembelian tiket di seluruh Pelabuhan dan terkoneksi langsung dengan pembayaran non-tunai,” ucap dia dikutip di Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Wilayah pelabuhan merupakan “lahan basah” yang belum merata tersentuh oleh digitalisasi. Padahal, secara payung hukum, semua regulasinya sudah siap. Sebagai perusahaan lokal, MKP hadir untuk menjembatani regulasi dan implementasi di lapangan, mengakomodir melalui infrastruktur teknologi dan operator shift yang dikembangkan oleh perusahaan.
Jika berbicara perihal pelabuhan, maka merujuk pada data yang dimiliki oleh MKP, terungkap bahwa traffic tertinggi di Indonesia saat ini adalah Pelabuhan Batam, Kepulauan Riau. Di lokasi tersebut, produk MKP sudah dimanfaatkan 100 persen.
“MKP hadir sebagai enabler bagaimana antara regulasi dengan realisasi di lapangan, kita bisa jadi jembatan yang baik antara regulasi yang diterbitkan oleh pemerintah tentang electronic ticketing dan implementasi yang terjadi di lapangan oleh para pengelola pelabuhan. Di situ MKP hadir,” kata Nicholas.
Oleh sebab itu, MKP akan selalu menyosialisasikan berkaitan dengan infrastruktur teknologi dan operator shift yang dimiliki oleh perusahaan, baik ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD), hingga ke dinas-dinas terkait.
Meskipun sudah mengelola traffic di lebih dari 200 lokasi, Nicholas mengakui bahwa MKP sangat selektif dalam hal memilih “lokasi bisnis”. Ia mengungkapkan, perusahaan saat ini lebih tertarik masuk ke objek pariwisata dengan traffic yang sangat tinggi seperti misalnya, Taman Impinan Jaya Ancol.
“Tempat-tempat yang very high traffic, yang sifatnya objek vital nasional atau proyek strategis nasional,” ujar Nicholas.
Berdasarkan data MKP, kawasan industri terbesar di Indonesia Timur saat ini berada di Makassar, Sulawesi Selatan, serta kawasan industri Maspion di Sidoarjo dan Gresik, Jawa Timur. Kedua kawasan industri tersebut juga sudah memanfaatkan keberadaan MKP untuk traffic intelligence system-nya.
“Kita sudah sangat teruji dari sisi realibilitas menangani very high traffic solutions. Maka itu, ke depan kita akan mengembangkan solusi-solusi ini ke Indonesia Timur, di mana belum ada enabler di sana dan MKP hadir sebagai jembatan di situ,” tutur dia.
Ia melanjutkan, MKP juga sudah berkontribusi di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui traffic intelligence system, melengkapi dari sisi logistik, di mana terdapat BPTD Pelabuhan Kariangau di Kalimantan Timur.
“Untuk membantu efisiensi dan pengelolaan lebih cepat di sana, itu yang saat ini kami lakukan. Jadi, sebelum IKN ini hadir, kita sudah memulai inisiasinya di sana,” ucapnya.
Nicholas menjelaskan lebih rinci, MKP dengan teknologinya memang berfokus di parkiran. Sebab, wilayah parkiran sangat luas, mulai dari parkiran rumah sakit umum yang dimiliki swasta, rumah sakit daerah yang dikelola pemerintah, kawasan industri, komersial area, rest area, dan masih banyak lainnya. Menurut dia, area parkiran ini tentu saja dapat meningkatkan PAD, melalui retribusi.
MKP E-Ticketing juga mendukung penuh acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Bali tahun 2022 kemarin. Hal tersebut dapat terlihat dari penggunaan sistem E-Parking dari MKP yang digunakan di seluruh bandara yang digunakan sebagai lokasi pendaratan pemimpin negara anggota G20 di Indonesia.
Di antaranya sebanyak empat bandara utama yaitu Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Internasional Lombok Praya, Bandara Internasional Juanda, dan Bandara Sultan Hassanudin Makassar. Selain itu, dua bandara cadangan yg dipersiapkan juga sudah menggunakan sistem E-Parking dari MKP, yaitu Bandara Internasional Adi Soemarmo dan Bandara Internasional Yogyakarta.
Selain itu, 13 ruas jalan di Medan, Sumatra Utara sudah menerapkan parking on street serta di Tabanan, Bali, terdapat 10 ruas jalan yang sudah bekerja sama dengan MKP untuk sisi retribusi.
Nicholas menengarai bahwa MKP satu-satunya perusahaan di Indonesia yang saat ini mengembangkan traffic intelligence system. Ia optimis dinas perhubungan akan memanfaatkan betul inovasi yang dilakukan oleh MKP.
“Ini yang sedang kita galakkan adalah aplikasi parking on street untuk PAD dan Dinas Perhubungan,” ujar dia.
Nicholas menambahkan, MKP juga menyediakan solusi di kamar mandi bagi pengelola rest area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek.
“Maka itu MKP menyediakan turnstile gate di sana agar mereka (pengelola/pemilik) dapat melakukan pemungutan kontribusi (retribusi toilet) ini dengan sangat efisien agar tidak perlu orang lagi yang menunggu. Kita menyediakan traffic intelligence di sana. Dengan teknologi MKP, mereka sudah langsung melakukan pembayaran dan bisa masuk ke area kamar mandi,” kata Nicholas Anggada memungkasi.