Renewable

Menuju Holding Panas Bumi, Ternyata Ini Strategi PGE

Konstruksi Media – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memastikan akan mendukung pembentukan Holding Panas Bumi (Geothermal). Hingga kini, pihaknya terus mengkaji segala kemungkinan terbaik untuk kemashalatan bersama.

“Skenario implementasinya, lebih tepatnya saat ini yang terjadi adalah Konsolidasi Aset Geothermal,” ujar Manager Government Dan PR PGE, Sentot Yulianugroho kepada Konstruksi Media, Jum’at (30/7/2021).

Menurutnya, aksi konsolidasi aset Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) itu masih dibicarakan internal PGE bersama pemangku kepentingan lainnya. Namun, pihaknya memastikan tidak ada nama baru sebagai perusahaan induk Holding Panas Bumi itu.

“Sepertinya rencana saat ini adalah menkonsolidasi aset PLTP. Tidak ada nama baru,” ucapnya.

Dia mencontohkan, skenario yang mungkin dilakukan saat ini adalah mengkonsolidasikan aset PLTP yang ada di wilayah kerja PGE akan dijadikan milik dan dioperasikan oleh PGE. Termasuk PLTP milik PLN di dalamnya, namun ada di wilayah kerja PGE.

“PLTP milik dan dioperasikan oleh PLN dan Indonesia Power di Wilayah Kerja PGE. Nah ini yang sedang dikaji untuk dikonsolidasikan ke PGE sehingga menjadi milik dan dioperasikan oleh PGE,” tegasnya.

Saat ini, PGE sedang mengelola panas bumi nasional dengan kapasitas terpasang 1.887 MW di mana sebesar 1.205 MW  dikelola bersama mitra dan 672 MW dioperasikan sendiri oleh PGE.

Sebelumnya, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi mengungkapkan, PLN bersinergi dengan Geodipa Energy serta Pertamina Geothermal Energy berdasarkan wilayah kerja panas bumi.

Saat ini, Portofolio PLTP PLN yang telah beroperasi berkapasitas total 572 Mega Watt (MW). Sedangkan, proyek pengembangan yang tengah berlangsung berkapasitas 590 MW.

Dikatakan Agung, PLTP yang sudah beroperasi milik PLN, antara lain PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sebesar 110 MW, PLTP Mataloko 2,5 MW, PLTP Lahendong 80 MW, dan PLTP Ulumbu 10 MW.

Beberapa proyek PLTP yang masuk rencana PLN antara lain Kepahiang sebesar 2×55 MW di 2027, Tangkuban Perahu sebesar 2×20 MW (2026-2027), Ungaran sebesar 55MW (2027).

Selain itu, Oka Ille Ange sebesar 2x5MW (2028), Atadei sebesar 2x5MW (2027, Tulehu sebesar 2x10MW (2025-2026) dan Songa Wayaua 2×5 MW (2025-2027).***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button