News

Menteri PUPR Berbagi Pengalaman Penanganan Bencana Air Perhelatan Meeting of HELP

Pertemuan Meeting of HELP dihadiri oleh para ahli dan pengambil keputusan di bidang air dan kebencanaan dari berbagai negara.

Konstruksi Media – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama High-Level Experts and Leaders Panel (HELP) menyelenggarakan The 20th Meeting of The HELP on Water and Disasters.

Pertemuan ini dihadiri oleh para ahli dan pengambil keputusan di bidang air dan kebencanaan dari berbagai negara untuk mendiskusikan mengenai isu-isu terkini seputar bencana terkait air.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, sesuai dengan topik global mengenai dampak Pasca Pandemi Covid-19, perubahan iklim dan bencana terkait air, para ahli, insinyur, dan pengambil kebijakan harus berkolaborasi untuk mencari penyelesaian masalah tersebut.

“Dalam hal ini, HELP telah menyiapkan topik-topik penting yang berkaitan dengan air dan bencana, pembiayaan sektor air, tata kelola, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia sebagai tuan rumah dari pertemuan ini juga akan memberikan masukan dan berbagi pengalaman kepada kita semua,” ungkap Basuki dalam keterangannya, Jumat, (11/11/2022).

Baca Juga : Bendungan Rukoh Jadi Solusi Irigasi dan Pengendalian Banjir di Aceh

Dirinya turut berbagi pengalaman Indonesia melalui Kementerian PUPR yang telah melakukan berbagai upaya untuk menangani fenomena baru kondisi hidrologis, pemulihan dari pandemi COVID-19, serta mitigasi dampak perubahan iklim dalam skema terpadu untuk meningkatkan perekonomian.

Menurutnya, dalam kondisi hidrologi baru, Indonesia memiliki curah hujan tinggi yang sulit diprediksi dan intensitasnya ekstrim.

Bendungan Ciawi dan Sukamahi Bakal Rampung Agustus 2022. Foto: Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR

Selain itu, banyak terjadi siklon tropis yang berdampak langsung pada kondisi cuaca sehingga menyebabkan banjir besar dan tanah longsor di Indonesia. Ditambah lagi, tren La Nina mengakibatkan tahun-tahun basah yang panjang, dan cuaca ekstrim selama musim kemarau.

“Upaya dari Kementerian PUPR untuk memulihkan dan mengelola bencana terkait air yang berulang ini antara lain dengan meningkatkan pasokan air bersih dan meningkatkan sistem sanitasi di kota-kota besar, kemudian melakukan rehabilitasi dan pengembangan irigasi baru untuk mengamankan produksi pangan,” jelas Basuki.

Dia menjelaskan, Kementerian PUPR merevitalisasi dan pemeliharaan bendungan serta bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan penyesuain sistem operasi bendungan untuk memungkinkan strategi pelepasan dini. Hal ini bertujuan untuk mengamankan lebih banyak kapasitas untuk menyimpan curah hujan yang berlebihan dan menyerap debit puncak aliran.

“Kami juga mengevaluasi 62 bendungan yang baru selesai dan sedang dibangun. Berdasarkan hasil evaluasi, 30 bendungan harus dimodifikasi dengan menambahkan gate pada pelimpahnya, sedangkan 11 bendungan lain hanya memerlukan penyesuaian pada manual pengoperasiannya. Sisanya dirancang sebagai bendungan kering sehingga tidak diperlukan modifikasi,” urai dia.

Sementara, Ketua HELP Dr. Han Seung-soo yang juga mantan Perdana Menteri Republik Korea berharap hasil pertemuan ini akan membawa solusi dan aksi konkrit bagi permasalahan bencana air di dunia.

“Hari ini kita akan mendiskusikan solusi konkrit atas bencana air akibat perubahan iklim yang terjadi secara global. Saya berharap para pemimpin dan ahli yang hadir disini datang membawa solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut,” terang Han Seung-soo.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp