
Konstruksi Media — Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, melantik enam pejabat tinggi madya di lingkungan Kementerian PU.
Salah satunya yakni melantik Boby Ali Azhari dilantik sebagai Direktur Jenderal Bina Konstruksi (Bikon) Kementerian PU. Boby menggantikan Dirjen Bikon sebelumnya yakni Abdul Muis.
Selain Boby, Menteri Dody, juga melantik lima pejabat lainnya yakni :
1. Dwi Purwanto, sebelumnya Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen SDA, dilantik menjadi Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) menggantikan Lilik Retno Cahyadiningsih.
2. Wida Nurfaida, sebelumnya Direktur Pembangunan Jalan, Ditjen Bina Marga, dilantik sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian PU menggantikan Muhammad Zainal Fatah.
3. Maulidya Indah Junica, sebelumnya Direktur Jenderal Prasarana Strategis, dilantik sebagai Inspektur Jenderal Kementerian PU.
4. Bisma Staniarto, sebelumnya Sekretaris Direktorat Jenderal Cipta Karya, dilantik sebagai Direktur Jenderal Prasarana Strategis menggantikan Maulidya Indah Junica.
5. Apri Artoto dilantik sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menggantikan Canka Amprawati Cahyadi.
Menteri Dody berpesan kepada pejabat yang baru dilantik untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, menjaga kredibilitas organisasi, dan selalu mengedepankan integritas.

Dody mengungkapkan bahwa pergantian pucuk pimpinan Kementerian PU ini sebagai pembenahan kelembagaan. Hal tersebut untuk mengurangi kebocoran anggaran dan meningkatkan efisiensi belanja infrastruktur.
“Arahan Presiden Prabowo Subianto sangat jelas, kebocoran dan pemborosan harus dihentikan. Kementerian PU berkomitmen menjalankan langkah-langkah strategis sejalan dengan arahan tersebut,” terang Dody.
Kementerian PU terus berupaya menurunkan nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 608, yaitu rasio yang mengukur efisiensi investasi terhadap pertumbuhan output ekonomi.
Jargon “PU 608” dengan mengacu pada tiga sasaran utama yang ingin dicapai, yaitu: efisiensi investasi (ICOR kurang dari 6), pengentasan kemiskinan (menuju 0%), dan pendorong pertumbuhan ekonomi (8% per tahun).
Secara lebih rinci, PU 608 dapat diartikan sebagai berikut:
Efisiensi Investasi (ICOR < 6): Ini mengacu pada upaya untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan anggaran pembangunan, dengan target nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kurang dari 6. ICOR adalah indikator yang mengukur efektivitas investasi dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi.
“Kementerian PU akan terus memperkuat sistem pengawasan dan mengambil langkah-langkah korektif, sebagai bentuk komitmen dalam menjalankan pemerintahan sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden,” tuturnya.