
“Tahun lalu, Presiden Prabowo membangun rumah panggung di Muara Angke dengan dukungan CSR. Ke depan, kami akan mempertimbangkan pengembangan model serupa secara bertahap di Subang, Karawang, dan Bekasi,” jelas Menteri Ara.
“Kami bersyukur sudah ada contoh model rumah panggung yang dibangun oleh Presiden Prabowo bersama Universitas Pertahanan di Muara Angke. Model ini sangat baik dan diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan serta penataan kawasan di Jawa Barat, baik di wilayah pegunungan maupun pesisir,” lanjutnya.

Gubernur Dedi Mulyadi juga menyampaikan beberapa permasalahan utama yang menyebabkan banjir di Jawa Barat. “Di hulu, yang sebelumnya merupakan gunung, hutan, dan area perkebunan, kini berubah fungsi menjadi kawasan permukiman elit dan pariwisata, yang mengurangi area resapan air secara signifikan. Padahal, dari sisi cuaca, kondisi saat ini belum bisa dikategorikan sebagai cuaca ekstrem,” ungkapnya.
Selain itu, ia menyoroti penyempitan dan pendangkalan di bantaran sungai, pengerukan lahan persawahan untuk permukiman, serta pembangunan perumahan yang tidak terkendali di pinggiran sungai sebagai faktor utama yang memperburuk kondisi banjir di daerah tersebut.
Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret dalam mitigasi bencana di sektor perumahan, serta memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. (***)