
Konstruksi Media – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, meninjau langsung progres Program Bebenah Kampung di Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Program ini merupakan kolaborasi antara Yayasan Buddha Tzu Chi dan Pemerintah Kota Bandung untuk merenovasi rumah tidak layak huni milik warga miskin.
Dalam kunjungannya, Menteri Maruarar menyoroti lambatnya progres renovasi. Dari target 100 rumah, baru 11 rumah yang selesai direnovasi dalam sebulan terakhir. Ia pun mendorong percepatan agar seluruh unit bisa rampung dan dihuni warga pada bulan Juli mendatang.
“Saya ingin agar pembangunannya dipercepat, minimal 100 unit selesai pada Juli. Program ini sangat baik dan dibutuhkan warga,” tegas Maruarar.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Buddha Tzu Chi, khususnya kepada Sugianto Kusuma (Aguan), atas inisiatif CSR murni yang tidak menggunakan dana APBN maupun APBD.
“Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan Pak Aguan atas dukungannya. Program ini murni CSR dan jadi bukti bahwa pembangunan rumah layak huni bisa dilaksanakan melalui gotong royong dan kepedulian,” ujarnya.
Menteri PKP menyebut, semangat Bebenah Kampung sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan rakyat tinggal di hunian yang layak. Ia berharap program ini menjadi contoh kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta yang berkelanjutan.
Baca juga: Jabar Siapkan 15.000 Rumah Pertama untuk Warga, Gubernur Teken MoU Penyelenggaraan Perumahan
Dalam peninjauan tersebut, Menteri Maruarar juga mengunjungi langsung rumah warga penerima manfaat, termasuk rumah seorang lansia yang telah direnovasi. Ia meminta agar Yayasan Buddha Tzu Chi, Pemkot Bandung, dan Balai P3KP Jawa II memperkuat sinergi agar target renovasi tercapai tepat waktu.
“Kementerian PKP siap menjadi fasilitator, menghubungkan berbagai pihak agar masyarakat bisa segera memiliki rumah yang layak,” tambahnya.
Turut hadir dalam kunjungan ini, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma (Aguan), dan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. Mereka bersama-sama meninjau hasil renovasi dan berdialog dengan warga penerima bantuan.
Salah satunya adalah Ikin, warga RT 001 RW 003, yang mengaku sangat terbantu oleh program ini.
“Saya hanya kerja serabutan, rumah saya dulu tidak layak dan sering bocor saat hujan. Sekarang rumahnya rapi dan bagus. Terima kasih, bantuannya gratis dan tidak ada pungutan,” ujarnya haru.
Program Bebenah Kampung menunjukkan bahwa gotong royong lintas sektor mampu menghadirkan solusi konkret bagi masalah perumahan masyarakat miskin—sebuah model kolaborasi yang patut diperluas ke daerah lainnya. (***)