
Menteri Ara dan Gubernur Bank Indonesia Sepakat Berikan Insentif Likuiditas ke Bank Penyalur KPR
Kesepakatan tersebut adalah bentuk dukungan BI terhadap program Astacita pemerintah.
BI, menurut Gubernur Perry, melihat sektor perumahan bisa memberikan dukungan yang tinggi bagi pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. “Kalau perumahannya maju, tentunya tidak saja pertumbuhan ekonominya, tetapi juga bisa mendorong dan menarik sektor-sektor yang lain,” tuturnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan Kementerian BUMN maupun BUMN senantiasa terus mendukung visi, misi, dan program Presiden Prabowo Subianto, termasuk di sektor perumahan.
“Kami siap melaksanakan. Selama ini juga Bank-Bank Himbara untuk BTN yang memang 80% market daripada pendanaan rumah-rumah subsidi itu ada di kami. Lalu tadi kita harapkan juga bank-bank Himbara seperti Mandiri, lalu Bank Syariah Indonesia, BTN, BNI untuk terus berkolaborasi,” kata Menteri Erick.
Lebih lanjut, Menteri Erick mengatakan bahwa karena program penyediaan rumah yang masif hingga berjumlah tiga juta unit rumah, ia juga mengharapkan peran dari bank-bank swasta untuk mendukung program pemerintah tersebut.

Ketua Komisi XI DPR Misbakhun mengatakan pertemuan ini dilakukan dalam rangka mencari solusi untuk membantu ketersediaan likuiditas guna mendukung program prioritas Presiden, yakni pembangunan 3 juta rumah.
“Kita cari solusi bagaimana BI memberikan dukungan melalui insentif makroprudensial. Ada keterbatasan likuiditas, harapan kita BI bisa membantu ketersediaan likuiditas tersebut. Berdasarkan dasar hukum UU P2SK, bahwa BI bisa terjun dalam membantu program ini, mengingat kekuatan kebijakan BI dari sisi makroprudensial,” kata Misbakhun.(***)