Menteri Airlangga Tinjau Pembangunan Smelter Manyar Freeport di Gresik
Pemerintah mengapresiasi sangat mengapresiasi kerja keras PTFI dalam mengejar target penyelesaian konstruksi smelter Manyar.
Konstruksi Media – Pemerintah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) optimistis proses konstruksi Smelter Manyar milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, bakal selesai tepat waktu yakni Desember 2023.
Hal tersebut dikatakan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kunjungannya ke lokasi proyek Smelter Manyar bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga serta Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.
Dirinya sangat mengapresiasi sangat mengapresiasi kerja keras PTFI dalam mengejar target penyelesaian konstruksi smelter Manyar.
“Smelter Mayang kini telah mencapai 51,7%, sesuai kurva-S yang disetujui pemerintah,” ungkap Airlangga dalam keterangannya, Jumat, (03/02/2023).
Baca Juga : PLN Pasok Listrik ke Smelter Freeport Indonesia di Gresik
Dia menambahkan, Smelter Manyar dengan desain single-line terbesar di dunia akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.
Dikatakan olehnya, kerja keras yang dilakukan Freeport Indonesia merupakan capaian ini luar biasa. Dia juga mengatakan ini bisa dijadikan contoh untuk perusahaan lain. Proyek smelter Manyar ini banyak menyerap tenaga kerja Indonesia yakni hingga 98%.
“Perlu diketahui (smelter Manyar) harus melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasional. Pada tahap ini akan memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, dan memakan waktu sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024,” tuturnya.
Baca Juga : Tingkatkan Kemampuan SDM, Freeport Bangun Fasilitas Sains di Universitas Cendrawasih
Pembangunan smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mengeluarkan biaya investasi sebesar 1,63 miliar dolar Amerika atau setara 25 triliun rupiah dari nilai total investasi sebesar tiga miliar dolar Amerika atau setara dengan 45 triliun rupiah.
Sementara, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan bahwa pihaknya memastikan pembangunan smelter dapat memenuhi target lini masa kurva-S yang telah disetujui pemerintah.
“Kami terus secara intensif berkoordinasi dengan para stakeholder mengupayakan akselerasi perampungan smelter Manyar ini,” terangnya Tony.
Untuk diketahui, pembangunan smelter Manyar ini untuk pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, dan akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti Precious Metal Refinery (PMR).
Fasilitas PMR berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak. Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas per tahun.
“Fasilitas pendukung PMR memungkinan proses produksi emas dari hulu ke hilir di dalam negeri yang akan memberikan nilai tambah bagi neraca perbankan Indonesia,” tuturnya.
Baca Artikel Selanjutnya :