
Menperin Buka The 2nd AIGIS 2025, Transformasi Industri Hijau Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pentingnya sinergi antara strategi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan lingkungan.
Konstruksi Media – Pemerintah menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada 2029 harus sejalan dengan komitmen menurunkan emisi karbon. Hal ini disampaikan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, dalam keterangannya di Jakarta di gelaran The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025.
Hashim mengingatkan, percepatan pertumbuhan ekonomi akan berdampak langsung pada peningkatan emisi karbon. Karena itu, strategi pembangunan berkelanjutan perlu dirancang dengan matang agar tidak menimbulkan beban lingkungan.
“Pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 pasti akan menghasilkan emisi karbon lebih banyak. Oleh karena itu, kita membutuhkan upaya serius dalam menurunkan emisi karbon. Peningkatan pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan komitmen penurunan emisi karbon, bukan sebaliknya,” tegasnya.
Menurut Hashim, Indonesia memiliki peluang besar untuk membuktikan bahwa pembangunan ekonomi hijau dapat menjadi motor pertumbuhan baru. Integrasi investasi energi bersih, efisiensi industri, serta pemanfaatan teknologi rendah karbon diyakini mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Sejalan dengan itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya sinergi antara strategi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan lingkungan.
“Kami sependapat dengan Pak Hashim bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh dipertentangkan dengan upaya penurunan emisi karbon atau gas rumah kaca di sektor industri. Justru keduanya harus berjalan beriringan,” ujarnya.
Agus menambahkan, sektor industri menyumbang sekitar 30 persen dari total emisi CO2 nasional. Karena itu, transformasi industri hijau menjadi langkah mendesak, tidak hanya untuk menekan emisi, tetapi juga menjaga daya saing nasional di tengah tren global.
Baca juga: Kemenperin Helat AIGIS 2025, Dukung Transformasi Industri Hijau
“Upaya transformasi industri hijau tidak boleh dianggap sebagai biaya, melainkan investasi. Negara wajib hadir untuk mendukung langkah ini karena sejalan dengan visi Asta Cita Presiden,” ucapnya saat membuka The 2nd AIGIS 2025 di Jakarta, Rabu (20/8).
Ia menjelaskan, transformasi industri hijau relevan dengan beberapa poin Asta Cita, antara lain:
- Poin ke-2, yang menekankan kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, hijau, dan biru.
- Poin ke-3, yakni penciptaan lapangan kerja berkualitas, termasuk green jobs.
- Poin ke-5, melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
- Poin ke-8, penyelarasan kehidupan harmonis dengan lingkungan melalui penerapan ekonomi sirkular.

AIGIS 2025 juga mengusung tiga prinsip utama: Zero Emission, Zero Waste, dan Zero APBN, yang diwujudkan lewat kolaborasi BSKJI Kemenperin dengan WRI, IESR, dan PT Global Mahaka Solusindo, serta dukungan sponsor utama Toyota dan Jaecoo. Dukungan tambahan datang dari CarbonEthics, IDXCarbon, ZonaEBT, dan WasteHub.
Acara ini menjadi momentum pemberian penghargaan industri hijau bagi pelaku industri, lembaga sertifikasi, auditor, hingga pemerintah daerah yang konsisten menjalankan prinsip keberlanjutan. Lima kategori penghargaan diberikan, mulai dari Kinerja Terbaik Penerapan Industri Hijau hingga Pemerintah Daerah dengan Implementasi Industri Hijau Terbaik.
Agus menutup dengan ajakan agar dunia industri melihat dekarbonisasi sebagai peluang, bukan beban.
“Transformasi menuju industri hijau adalah perjalanan panjang yang membutuhkan visi, inovasi, dan kolaborasi. Dengan langkah efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, teknologi CCU, serta ekonomi sirkular, Indonesia tidak hanya menjaga daya saing global, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan,” pungkasnya. (***)