NewsPerumahanPROPERTY

Mengenal 4 Jenis Pondasi Rumah yang Paling Umum Dipakai

Pondasi merupakan salah satu elemen paling penting dalam pembangunan rumah karena menjadi penopang utama kekuatan bangunan.

Konstruksi Media – Pondasi merupakan salah satu elemen paling penting dalam pembangunan rumah karena menjadi penopang utama kekuatan bangunan. Jenis pondasi yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi tanah dan beban bangunan agar struktur rumah tetap kokoh dan aman dalam jangka panjang. Berikut empat jenis pondasi yang paling sering dipakai dalam konstruksi rumah di Indonesia menurut Tokban.com.

1. Pondasi Footplat

Pondasi footplat atau pondasi telapak biasanya digunakan untuk rumah dua lantai atau lebih karena mampu menahan beban bangunan yang besar. Bahan utamanya berupa beton bertulang dengan bentuk menyerupai pelat besar di bawah kolom utama.

Baca Juga:  Solusi ArthaGeo untuk Perbaikan Tanah & Fondasi

Ukuran yang disarankan untuk rumah dua lantai minimal 70 x 70 sentimeter, menggunakan besi tulangan berdiameter 12 milimeter dan campuran beton dengan kerikil, pasir, dan semen 3:2:1. Kedalaman pondasi ini umumnya antara satu hingga dua meter di tanah keras, agar dapat menahan gerakan tanah dan menjaga stabilitas bangunan.

2. Pondasi Batu Belah

Pondasi batu belah terbuat dari batu pecah atau batu kali dengan warna abu-abu tua. Jenis pondasi ini banyak digunakan karena stabil, kuat, dan tahan terhadap perubahan cuaca.

Bagian bawah pondasi biasanya diisi urug pasir setebal 5 sentimeter dan lebar 90 sentimeter, di atasnya terdapat anstamping setinggi 20 sentimeter, lalu disusun sloof beton bertulang berukuran 15 x 30 sentimeter dengan enam tulangan besi di dalamnya. Pondasi ini cocok untuk rumah satu lantai yang berdiri di atas tanah keras dan tidak mudah bergeser.

3. Pondasi Batu Kali

Pondasi batu kali menjadi pilihan populer untuk rumah sederhana karena mudah dibuat, proses cepat, dan bahan bakunya mudah ditemukan. Umumnya digunakan batu kali pecah dengan bentuk trapesium atau kotak. Kedalaman pondasi disesuaikan dengan kondisi tanah, minimal satu meter untuk tanah keras, sedangkan lebarnya berkisar antara 60 hingga 100 sentimeter tergantung berat bangunan.

Pada bagian atas pondasi dipasang sloof beton bertulang berukuran 20 x 30 sentimeter atau 15 x 20 sentimeter. Kombinasi material batu kali, pasir, dan semen menjadikan pondasi ini kuat menahan beban rumah satu lantai.

4. Pondasi Bor Pile

Pondasi bor tumpukan digunakan untuk bangunan bertingkat atau yang berdiri di tanah lembek. Bentuknya menyerupai tabung panjang yang ditanam ke dalam tanah menggunakan alat bor khusus untuk memperkuat struktur di atasnya.

Baca Juga:  PT Geotech Efathama Menjawab Kebutuhan Konstruksi Bidang Geoteknik dan Fondasi

Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter 20 sentimeter untuk bangunan kecil, 30 sentimeter untuk bangunan menengah, hingga 40 sentimeter untuk bangunan besar seperti jalan layang. Panjang pondasi bisa mencapai lima meter atau lebih tergantung kondisi tanah.

Biaya pengerjaannya memang lebih tinggi, namun hasilnya sepadan karena pondasi ini mampu menahan beban berat dan cocok untuk area dengan kontur tanah sulit.

Memilih jenis pondasi yang tepat sangat penting agar rumah tidak hanya kuat tapi juga tahan lama. Dengan perencanaan yang baik dan mengikuti detail teknis, pembangunan bisa lebih efisien sekaligus aman.

Back to top button
Chat WhatsApp
Banner Kiri
Banner Kanan