imported

Harapan Megawati ke PII: Lahirkan Para Insinyur yang Bisa Menjadi Pelopor

Megawati mengharapkan PII mampu melahirkan insinyur yang membumi pada apa yang dibutuhkan oleh rakyat atau bangsa.

Konstruksi Media – Presiden ke-5 RI Prof. Dr. (H.C) Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri mengatakan profesi keinsinyuran terbukti memiliki peranan penting di dalam membangun peradaban umat manusia.

Ia melanjutkan, di Indonesia, ada rekam jejak ayahnya Ir. Soekarno, serta tokoh Ir. Djuanda Kartawidjaja, Ir. Sutami, Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo, Ir. Friedrich Silaban, Ir. B.J. Habibie, dan masih banyak yang lainnya. Tokoh tersebut memiliki peran dalam membangun negeri.

“Mereka merupakan sosok engineer visioner, memahami apa yang dibutuhkan oleh negeri. Mereka sosok teknokraktik berdisiplin tinggi, pekerja keras, insinyur yang sangat mumpuni,” kata Megawati setelah meraih penghargaan Distinguished Honorary Patron dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) di The Westin, Nusa Dua, Bali, Rabu (22/11/2023).

Baca juga: Raih Distinguished Honorary Patron, Megawati: Saya Merasa Terhormat, Terima Kasih AFEO

Megawati menegaskan bahwa dirinya sangat tertarik dengan cara berpikir insinyur yang selalu melihat persoalan secara kompleks, menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Kemudian, mengedepankan pendekatan inovasi.

Ia pun berpesan kepada Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk dapat mengembalikan muruah dari apa yang telah dan pernah dilakukan oleh para pendiri bangsa tersebut.

“Insinyur juga berpikir secara kreatif, terintegrasi. Insinyur selalu menerapkan prinsip penyederhanaan dan melihat berbagai opsi guna memutuskan mana yang paling visibel, dan memberikan manfaat-manfaat bagi manusia,” tuturnya.

Bu Mega, sapaannya, melihat seorang insinyur selalu kokoh menerapkan disiplin ilmu dalam mentranformasi kemajuan bangsa. Hal ini ia pelajari dari Sang Proklamator Presiden ke-1 RI Soekarno, yang tak lain merupakan ayahandanya.

“Beliau orang yang visioner, detail, dan berpikir holistik. Menurut Bung Karno, modernisasi sangat penting. Tetapi tidak boleh meninggalkan jati diri bangsa sendiri,” kata Megawati.

Dari pendapat tersebut, Megawati pun menyadari bahwa menjadi insinyur saja tidak cukup. Oleh karena itu, diperlukan juga pemahaman seputar filsafat, sistem politik, sistem ekonomi, kebudayaan, serta pemahaman holistik tentang rakyat, tanah air dan bangsa.

“Saya merasa harus berbicara kepada bangsa Indonesia, dalam hal ini diwakili oleh PII atau para insinyur Nasional, agar kita mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak bisa?” ujarnya.

Baca juga: Berita Foto: Kemeriahan Pembukaan dan Awarding CAFEO 41 di Bali

Ia pun menantang PII yang saat ini dipimpin oleh Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU., ACPE., ASEAN Eng., dapat melahirkan para insinyur yang bisa menjadi pelopor.

“Tidak hanya berpikiran ke depan. Tetapi membumi pada apa yang dibutuhkan oleh rakyat atau bangsa,” ucapnya.

Megawati menginginkan, para insinyur Indonesia ke depan harus berani mengambil inisiatif dan bertekad untuk menguasai ilmu teknik yang paling mutakhir, lalu menerapkannya.

“Tentu saya memahami proses tersebut memerlukan learning cost. Namun, kalau tidak dimulai dan tidak berani mencoba, kita tidak akan bisa berdiri di atas kaki sendiri,” ucapnya.

Megawati pun berharap, PII untuk berani mengambil tanggung jawab tersebut, agar profesi keinsinyurannya di dalam negeri dapat menorehkan tradisi dan prestasi untuk membangun negeri.

“Sudah saatnya kita harus berani menerapkan, generasi bangsa dan tanah air di tangan kita sendiri. Semoga jalan masa depan Indonesia ke depan semakin cerah, demi persatuan insinyur Indonesia,” kata Megawati Soekarnoputri.

Artikel Terkait

Back to top button