Infrastruktur

Material Ramah Lingkungan Jadi Prioritas Dalam Implementasi Konstruksi Berkelanjutan

Konstruksi Media – Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) John Wempi Wetipo menjelaskan implementasi konstruksi berkelanjutan harus didukung oleh rantai pasok sumber daya produksi yang mengutamakan produk unggulan dan ramah lingkungan. Menurutnya, salah satu fokus Kementerian PUPR yakni penggunaan bahan pasok konstruksi yang hijau atau disebut Green Construction Supply Chain yang menjadi titik awal untuk mewujudkan konstruksi berkelanjutan.

“Hal ini disebabkan penerapan proses yang ramah lingkungan dalam setiap tahapannya. Selain itu, rantai pasok konstruksi yang hijau juga dapat meningkatkan kualitas produk konstruksi yang dihasilkan,” katanya dalam webinar nasional yang diadakan Semen Indonesia Group dengan Kementerian PUPR bertajuk ‘Together We Can Go Furhter’, Kamis, 28 Oktober 2021.

Untuk mendukung penggunaan rantai pasok konstruksi yang hijau, kata dia, upaya yang dilakukan Kementerian PUPR antara lain menerbitkan Instruksi Menteri Nomor 4 tahun 2020 tentang Penggunaan Semen Non Ordinary Portland Cement (non OPC) pada pekerjaan konstruksi di Kementerian PUPR. Semen non OPC merupakan material ramah lingkungan yang dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon

“Memiliki manfaat dari sisi lingkungan serta akurasi spesifikasi material semen sesuai peruntukan pekerjaan konstruksi,” ucap John.

John menambahkan, tak sedikit bahan ramah lingkungan yang bisa digunakan dalam implementasi konstruksi berkelanjutan. Ia memberikan contoh yakni penggunaan bambu dalam pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak.

“Penggunaan material bambu sebagai matras dapat meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi,” ujarnya.

Selain itu, bahan lainnya yakni karet sebagai campuran aspal yang dinilai dapat meningkatkan ketahanan aspal terhadap temperatur dan deformasi. kemudian, ada fieya sebagai campuran beton dalam pembuatan jembatan yang dinilai dapat memberikan ketahanan yang lebih baik pada lingkungan yang korosi, serta menggunakan material prefabrikasi antara lain dengan pembangunan perumahan dengan sistem modular yang dapat dibongkar pasang dalam waktu cepat dan didesain untuk menahan potensi gempa.

Namun, Ia menyadari bahwa berbagai upaya yang dilakukan tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan dan kolaborasi dari semua pihak temasuk kalangan industri semen sebagai pemasok material konstruksi. Sebab, peran industri material konstruksi sangat penting terutama dalam memanfaatkan hasil riset yang menerapkan teknologi material konstruksi ramah lingkungan.

“Semoga kemitraan dan sinergi antara Kementerian PUPR dengan SIG ke depan akan lebih baik lagi terutama dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur berkelanjutan wilayah Indonesia,” tutur John.

Sebagai informasi, Kementerian PUPR kini tengah menggaungkan penerapan konsep pembangunan berkelanjutan sebagai upaya untuk mewujudkan kelestarian lingkungan. Sebab, infrastruktur merupakan pendukung aktivitas perekonomian dan mendorong pemerataan pembangunan nasional.

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button