Konstruksi Media, Jakarta – Sektor properti pada tahun 2024 menarik untuk ditelusuri, di mana pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di tengah sentimen global yang meningkat, tetap menjaga asa positif bagi sektor properti di tahun 2024.
“Jangan sampai sentimen global tersalurkan ke sini, karena ekonomi kita ini sebagian besar dilandasi oleh konsumsi. Sehingga, konsumsi pasar ini lah yang harus kita jaga,” kata Country Director of Ray White Indonesia Johann Boyke Nurtanio dikutip, Jumat (26/1/2024).
Menurut dia, sektor properti merupakan salah satu engine terbesar dari pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, tahun pemilu bukanlah masalah yang besar bagi sektor properti. Misalnya, dari sisi perkantoran, demand ini akan meningkat didorong oleh konsolidasi perusahaan dan perpindahan ke gedung yang lebih baik.
Untuk pasar kondominium, kata dia, akan mengalami penambahan pasokan sekitar 20 ribu unit dari proyek yang akan selesai tahun depan. Kemungkinan besar, para pengembang akan lebih fokus memasarkan produk existing.
“Terdapat lima kota di Indonesia yang akan memiliki prospek pertumbuhan properti pada tahun 2024, yaitu Jakarta, Ibu Kota Nusantara (IKN), Bali, Surabaya, dan Tangerang,” ucapnya.
Ia mengatakan, sejalan dengan itu pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik di luar Pulau Jawa. Hal ini diikuti dengan inovasi dan diversifikasi produk yang menjadi navigasi yang terus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar properti.
“Sektor properti di Indonesia dinilai masih akan menunjukkan tren pertumbuhan pada tahun 2024,” ujar dia.
Menurut dia, sebagian besar para pemangku kepentingan, sekitar 67 persen, optimistis bahwa sektor properti akan mampu menjawab tantangan ekonomi pada tahun 2024.
“Sementara itu, insentif PPN DTP dinilai memberi dampak positif dalam pertumbuhan properti pada akhir tahun 2023. Setidaknya 73 persen menyatakan hal tersebut,” kata dia.