Konstruksi Media – Sisa pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau Fly Ash and Bottom Ash (FABA) saat ini bisa dibilang menjadi modal perekonomian masyarakat di Indonesia, terlebih lagi Pandemi Covid-19. Salah satu yakni masyarakat dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara yang memanfaatkan sisa pembakaran batubara PLTU milik PLN.
Manager PLN UPDK Kendari, Muh. Rusli Sain mengungkapkan saat ini FABA dapat dimanfaatkan secara luas oleh Masyarakat, UMKM dan Instansi menyusul telah dikategorikannya FABA menjadi limbah bukan bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk itu, PLN membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi di antaranya sebagai campuran dalam Industri Konstruksi & Infrastruktur.
Kerjasama pengelolaan FABA PLTU Nii Tanasa menggunakan sistem zero cost, UD Savillah merupakan contoh UMKM yang telah sukses memanfaatkan FABA sebagai bahan campuran produksi batako dan paving blok.

“Harapan kami tentunya semakin banyak UMKM dan IMKM yang melirik memanfaatkan FABA, selain dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja juga menguntungkan dari sisi ekonomis dan lingkungan,” ungkap Rusli dalam keterangannya yang diterima Konstruksi Media, Minggu, (19/6/2022).
UD Savillah salah satu UMKM di Kendari, Sulawesi Tenggara, yang memperoleh manfaat manis dari pemanfaatan FABA ini. UD Savillah mulai menggunakan FABA sebagai bahan campuran produksi pembuatan batako dan paving blok sejak Agustus 2021.
Baca Juga : Gandeng Adhi Karya, PLN Bangun Infrastruktur di Kalsel dari FABA
Pemilik UD Savillah Alam Almuna mengatakan awal mula ketertarikan dirinya menggunakan FABA karena adanya pemaparan dari PLN terkait manfaat FABA. Dengan biaya yang lebih murah dari bahan baku pasir dan semen, FABA bisa menekan ongkos produksi dari UMKM ini.
“Alhamdulillah, ternyata hasil dan kualitasnya bagus, hingga akhirnya kami menandatangani pemanfaatan FABA PLTU Nii Tanasa dengan PLN UPDK Kendari,” terang Alam.
Ia menambahkan, saat ini UMKM miliknya telah memanfaatkan FABA dari PLTU Nii Tanasa kurang lebih sebanyak 441 Ton, FABA tersebut digunakan sebagai bahan campuran produksi batako dan paving blok.

“Kami memproduksi batako dan paving blok secara berselang-seling, dalam sehari kami bisa memproduksi paving blok sebanyak 250 meter kubik serta batako sebanyak 3600 meter kubik. Dengan FABA, manfaat yang kami rasakan adalah meningkatnya jumlah produksi,” tuturnya bangga.
Setelah menggunakan FABA, Alam mengatakan usahanya mampu meningkatkan produksi paving blok sebanyak 40 meter persegi atau setara dengan Rp.3,800,000/hari. Sehingga, dapat mengehemat biaya produksi batako sebesar Rp.1,050,000/Hari.
“Jadi setelah menggunakan FABA omzet kami naik sekitar 72 Juta/Bulan, Sampai saat ini kami telah memperkerjakan 30 orang tenaga kerja,” tutupnya.
Baca Artikel Selanjutnya :