
Makin Lama Lunas! Utang Kereta Cepat Whoosh Akan Diperpanjang hingga 60 Tahun, Ini Penjelasan Danantara
Rencana restrukturisasi utang tersebut bukan sekadar langkah teknis, melainkan bagian dari reformasi menyeluruh
Konstruksi Media – Pemerintah Indonesia tengah melakukan pembicaraan dengan pihak China untuk merestrukturisasi utang proyek kereta cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Rencana restrukturisasi ini mencakup perpanjangan jangka waktu pembayaran pinjaman hingga 60 tahun, serta penyesuaian suku bunga dan denominasi mata uang.
Menteri Investasi Rosan Roeslani menegaskan, restrukturisasi tersebut bukan sekadar langkah teknis, melainkan bagian dari reformasi menyeluruh guna memastikan keberlanjutan proyek strategis nasional itu.
“Kami menginginkan reformasi komprehensif, sehingga setelah restrukturisasi tidak akan ada lagi kemungkinan gagal bayar dan sejenisnya di masa depan,” ujar Rosan dalam keterangan pada Rabu (23/10).
Proyek senilai US$7,3 miliar ini sebelumnya sempat mengalami berbagai kendala, mulai dari pembebasan lahan, pandemi COVID-19, hingga pembengkakan biaya, yang menyebabkan peluncurannya mundur dari rencana awal tahun 2019 menjadi 2023.
CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), lembaga yang turut mengelola pendanaan proyek tersebut, menyampaikan bahwa proses negosiasi dengan mitra China saat ini mencakup tiga aspek utama: jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan denominasi mata uang.
COO Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa publik tidak perlu khawatir terhadap kondisi keuangan proyek Whoosh.
Baca juga: Biaya Whoosh Lebih Mahal dari Kereta Cepat Arab Saudi, Simak Penjelasannya
“Whoosh memberikan banyak manfaat, terutama di bidang transportasi. Saat ini kami melayani sekitar 20.000 hingga 30.000 penumpang per hari, dan kami akan terus meningkatkan kualitas layanan,” jelas Dony.
Dony juga mengungkapkan bahwa delegasi Indonesia akan segera dikirim ke China untuk melakukan finalisasi kerangka restrukturisasi pinjaman, termasuk perpanjangan durasi pembayaran dari 40 tahun menjadi 60 tahun.
“Kami terus melanjutkan negosiasi dan akan kembali ke China untuk membahas syarat pinjaman, termasuk durasi pembayaran, suku bunga, dan mata uang yang digunakan,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan dukungannya terhadap langkah restrukturisasi, namun menegaskan bahwa pemerintah tidak akan terlibat langsung dalam proses negosiasi tersebut.
“Saya hanya mengamati. Kalau mereka mencapai kesepakatan, itu bagus. Sebaiknya tetap business-to-business, itu ideal,” ujarnya.
Kereta cepat Whoosh, yang menjadi proyek transportasi massal pertama di Asia Tenggara dengan kecepatan hingga 350 km/jam, telah beroperasi secara komersial sejak 2023. Layanan ini memangkas waktu tempuh Jakarta–Bandung menjadi sekitar 45 menit, dan terus dikembangkan sebagai bagian dari integrasi transportasi modern serta pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Barat. (***)




