HeadlineINFONewsVokasi

Mahasiswa ITB Juara 1 National Concrete Competition 2025 Lewat Inovasi Beton Limbah Keramik

Tim El Hormigon mengangkat isu limbah konstruksi yang saat ini belum memiliki aturan pengolahan khusus di Indonesia.

Konstruksi Media Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Sipil angkatan 2023, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), Institut Teknologi Bandung (ITB) menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Tim El Hormigon, yang beranggotakan Sandra Regina Tambun, Razan Aisyrinata, dan Barra Fatta Abdullah meraih Juara 1 National Concrete Competition 2025.

Kompetisi ini diselenggarakan oleh Universitas Udayana dan diikuti 40 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dari 40 tim tersebut, lima tim terbaik melaju ke babak final di Bali.

Dalam kompetisi ini, tim El Hormigon mengangkat isu limbah konstruksi yang saat ini belum memiliki aturan pengolahan khusus di Indonesia. Melalui riset komprehensif dan pendekatan Multi Criteria Decision Making (MCDM) menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan TOPSIS, tim ITB menentukan limbah keramik sebagai material substitusi terbaik untuk beton inovasi mereka.

“Dasarnya, (pembangunan) infrastruktur di Indonesia lagi masif, tapi soal pengolahan limbah konstruksi masih minim. Kami coba material alternatif terbaik, dan hasilnya limbah keramik jadi substitusi paling optimal,” kata Razan.

Keunggulan tim ITB terlihat saat uji tekan beton di babak final karena hanya tim El Hormigon saja yang berhasil mencapai kuat tekan sesuai dengan target desain. Capaian ini tidak terlepas dari perhitungan matang, mulai dari logistik pengiriman beton dari Bandung ke Bali, latihan pelaksanaan capping beton, hingga strategi meminimalisasi galat saat pengujian.

Baca juga: SBM ITB Perkuat Dampak Sosial Melalui Inisiatif Societal Impact

“Kami benar-benar mempertimbangkan semuanya, dari logistik sampai persiapan uji coba capping. Bahkan pas uji tekan, beton kami termasuk yang paling kuat sampai pecahannya mental ke segala arah,” kata Barra.

Perjalanan tim ITB tidak mulus sejak awal. Saat babak penyisihan, dalam proses pengecoran terdapat kesalahan saat membaca uji nilai absorpsi sehingga adukan beton menjadi terlalu cair. Pengalaman ini memberikan pelajaran tentang pentingnya validasi data. Selain itu, tim El belajar bahwa kondisi lapangan tidak selalu ideal seperti yang pernah mereka pelajari di kelas.

Sandra berharap pengalaman mereka bisa memotivasi mahasiswa lain agar tidak ragu mencoba lomba. “Lomba itu seru, banyak banget pelajaran yang bisa diambil. Jangan setengah-setengah ngasih effort karena pasti terbayar. Intinya semangat nomor satu, jangan lupa banggain HMS ITB!” ujar Sandra.

Keberhasilan ini tidak lepas dari bimbingan Patria Kusumaningrum, S.T., Ph.D., yang turut mendampingi tim selama persiapan. Prestasi ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi mahasiswa Teknik Sipil ITB untuk terus berinovasi di bidang material ramah lingkungan dan berkelanjutan. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp