Lima Wanita Berprestasi Ini Raih Beasiswa British Council
Konstruksi Media – Lima mahasiswa wanita dari Indonesia berhasil mendapatkan beasiswa dari British Council untuk memulai gelar master mereka di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika).
British Council merupakan organisasi internasional Inggris untuk hubungan budaya dan peluang pendidikan, telah mengumumkan pemenang Global Women in STEM Scholarships Program.
Direktur Indonesia, British Council, Hugh Moffatt mengaku bangga dengan Women in STEM Scholarship (WIS) dari British Council yang diluncurkan beberapa waktu lalu.
- Erick Thohir Angkat Simon Aloysius sebagai Dirut Pertamina Gantikan Nicke Widyawati
- Kalla Beton Ikut Andil di Pameran Konstruksi BJKW VI Makassar
- Lewat Kinematic Pavilion 2.0, Planawood Hadirkan Fasilitas Ramah Lingkungan di Perkotaan
Pihaknya akan mendukung perempuan dari Indonesia dan negara ASEAN lainnya untuk mempelajari mata pelajaran terkait STEM pada tingkat pascasarjana di salah satu dari tiga mitra universitas di Inggris.
“Melalui beasiswa ini, kami berharap dapat memberikan akses bagi perempuan ke universitas terkemuka di Inggris, memungkinkan mereka untuk memperkuat penelitian dan inovasi di negara asalnya, menyediakan wadah jangka panjang untuk terhubung dengan ilmuwan lain dan semoga menginspirasi generasi perempuan berikutnya di bidang STEM,” kata Moffatt dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (6/8/2021).
Kelima penerima beasiswa dari Indonesia itu adalah Agatha Puspitasari – MSc Biomedical Sciences di Liverpool John Moores University, Annisa Dinulislam – MSc Sustainable Aquaculture di University of Staying, Alya Dayna Salma – MSc Sustainable Water Environments di University of Glasgow, Dewi Norytyas – MSc Sustainable Water Environments di University of Glasgow, dan Irene Angela – MSc Sustainable Energy di University of Glasgow.
Di seluruh Asia Timur, kata Moffatt, 15 beasiswa telah diberikan kepada wanita dari Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Salah satu penerima beasiswa, Irene Angela yang akan mengambil studi Sustainable Energy di University of Glasgow mengatakan, salah satu mentornya pernah menjelaskan bagaimana kekurangan sumber daya manusia tetap menjadi tantangan terbesar dalam pembangunan Indonesia. Menurutnya, setiap individu dengan kinerja terbaik lebih memilih untuk memanfaatkan keahlian mereka di luar negeri.
“Ini memotivasi saya untuk menjadi ahli yang berkontribusi pada negara dan mendorong lebih banyak orang, terutama wanita, untuk tetap di STEM. Dengan bergabung dengan program MSc dalam Energi Berkelanjutan di UofG, saya akan memiliki akses ke informasi dan instrumen penelitian untuk studi lanjutan, serta kesempatan untuk belajar dari proyek energi berkelanjutan yang sukses di Inggris,” katanya.
“Saya akan menggunakan pengetahuan ini untuk memberi manfaat besar bagi pembangunan energi berkelanjutan di Indonesia,” tambahnya.
Program beasiswa Women in STEM merupakan beasiswa pasca sarjana yang didanai penuh, diluncurkan secara global oleh British Council dalam kemitraan dengan 19 universitas di Inggris, dan ditujukan untuk memberi manfaat bagi wanita dari Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Amerika yang bercita-cita untuk mengakses kursus STEM yang terkenal di Inggris tetapi membutuhkan dukungan finansial untuk melanjutkan studi mereka.
Penghargaan ini diberikan kepada wanita dengan latar belakang STEM, yang ingin menginspirasi generasi wanita masa depan untuk mengejar karir di STEM.
Para pemenang telah berhasil melalui proses yang ketat bersama ribuan pelamar lainnya untuk mndapatkan tawaran studi yang didanai penuh dari salah satu universitas kelas dunia di Inggris yang juga merupakan salah satu universitas terbaik mata pelajaran STEM.
Dukungan keuangan lengkap termasuk biaya kuliah, tunjangan, biaya perjalanan, visa dan biaya kesehatan disediakan oleh beasiswa, dengan dukungan khusus untuk ibu dan bagi mereka yang membutuhkan pelatihan bahasa Inggris.
Banyak dari pemenang akan mengejar ambisi akademis mereka di STEM di universitas Inggris untuk pertama kalinya. Saat ini, para pemenang beasiswa dari Indonesia tengah mempersiapkan proses keberangkatan mereka, seperti mengurus kebutuhan visa dan kebutuhan lainnya.***