Konstruksi Media – Kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) terus tertekan akibat turunnya investasi di sektor infrastruktur nasional. Hingga September 2025, emiten konstruksi pelat merah ini hanya mampu membukukan kontrak baru sebesar Rp6,19 triliun, merosot hingga 60,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp15,58 triliun.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, menilai kondisi tersebut menjadi alarm serius bagi WIKA untuk segera memperluas sumber pendapatan dan memperkuat portofolio proyek.
“Mau tidak mau, WIKA harus mencari sumber-sumber pendapatan baru yang bisa memberikan keuntungan, terutama dari proyek-proyek baru, baik dari BUMN maupun pemerintah,” ujar Tauhid, dikutip Kamis (30/10/2025).
Penurunan kontrak baru turut berimbas pada performa keuangan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan terakhir, hingga Juni 2025, WIKA hanya mencatat penjualan sebesar Rp5,86 triliun, turun 22,25% dibandingkan dengan Rp7,53 triliun pada Juni 2024.
Baca juga: Skema Merger BUMN Karya Mengerucut: WIKA dan Waskita Gabung ke Hutama Karya, PTPP Tetap Mandiri
Di sisi lain, WIKA tetap harus menanggung beban pembayaran pokok dan bunga pinjaman kepada bank, serta kewajiban atas obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada 2025 dan tahun-tahun mendatang. Kondisi ini membuat tekanan terhadap arus kas perusahaan semakin berat.
Menurut Tauhid, lemahnya kinerja WIKA tidak lepas dari kondisi investasi infrastruktur nasional yang sedang menurun, baik dari pemerintah maupun swasta. Pemotongan anggaran infrastruktur tahun 2025 berdampak langsung terhadap berkurangnya proyek baru di sektor konstruksi.
“Memang sekarang investasi di infrastruktur nasional sedang rendah. Pemerintah juga terbatas anggarannya, dan swasta biasanya mengikuti arah belanja pemerintah,” jelasnya.
Ke depan, WIKA perlu memperkuat strategi diversifikasi bisnis dan memperluas kolaborasi dengan mitra swasta agar tetap kompetitif di tengah ketatnya persaingan industri konstruksi dan pembiayaan proyek nasional yang kian terbatas. (***)



