Konstruksi Media – Lemigas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menyelenggarakan webinar dengan tema Aplikasi Biostratigrafi dalam Geologi Migas dalam rangka mencapai target produksi minyak 1 juta bopd dan gas 12 ribu mmcfd pada tahun 2030, Rabu (18/1/2023).
Webinar dengan tema tersebut sangat relevan dengan usaha eksplorasi migas saat ini, karena biostratigrafi adalah data dasar yang sangat menentukan Langkah eksplorasi selanjutnya.
Biostratigrafi tidak hanya memberikan informasi umur dan lingkungan pengendapan, namun juga memberikan panduan terhadap penyebaran komponen sistem migas seperti reservoir, seal dan jebakan migas.
Peran biostratigrafi sangat vital untuk mengetahui posisi keberadaan migas di bawah permukaan. Banyak sekali kasus eksplorasi migas yang membutuhkan informasi biostratigrafi, seperti korelasi batuan sedimen antar sumur, pemodelan sikuen stratigrafi bawah pemukaan, pemodelan sejarah cekungan sedimen sampai dengan korelasi reservoir skala lapangan.
Baca juga: Nusa Raya Cipta Bersama Empat BUMN Bangun Jalan Tol Akses Patimban di Subang
Bersama dengan seismic biostratigrafi mampu menjelaskan fenomena geologi bawah permukaan, sehingga akurasi pemetaan posisi jebakan migas dapat diketahui lebih baik.
Lemigas memiliki laboratorium biostratigrafi yang telah bropereasi sejak tahun 1970. Peralatan yang lengkap dan pengalaman yang panjang telah memberikan sumbangsih yang banyak terhadap ekplorasi migas nasional.
Tidak kurang dari 300 sample per bulan dan lebih dari 1000 sumur telah dikerjakan di berbagai cekungan sedimen di Indonesia. Terdapat tiga jenis mikrofosil utama yang dianalisis di laboratorium biostratigrafi, yaitu: foraminifera, nanoplangton gampingan dan palinologi.
Analisis tidak hanya dapat dilakukan di laboratorium lemigas yang beralamat di Jalan Cildug Raya Kav. 109 Jakarta Selatan, namun juga dapat dilakukan secara langsung di lapangan pada saat pemboran berlangsung yang disebut dengan layanan onsite biostratigrafi.
Baca artikel selanjutnya: