
Kuota KPR FLPP Capai 350 Ribu Unit, Menteri PKP Apresiasi BTN sebagai Penyalur Terbesar
Pemerintah menargetkan penyaluran KPR FLPP sebanyak 350.000 unit rumah subsidi pada tahun 2025
Konstruksi Media – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memastikan bahwa pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) sebanyak 350.000 unit rumah subsidi pada tahun 2025, menjadikannya kuota tertinggi sepanjang sejarah program tersebut.
Guna memperkuat implementasi program, Kementerian PKP bersama BP Tapera dan Bank BTN menandatangani Komitmen Dukungan Pembiayaan KPR FLPP di Kantor Pusat BTN, Kuningan, Jakarta.
“BTN adalah bank yang paling banyak menyalurkan pembiayaan rumah subsidi. Kami mengapresiasi peran besar BTN dalam mendukung program ini,” ujar Maruarar Sirait.

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri PKP Maruarar Sirait, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu, dan Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho. Acara ini juga diisi dengan dialog interaktif bersama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari sektor informal yang telah berhasil memiliki rumah berkat fasilitas KPR FLPP, meski tanpa slip gaji.
Nota kesepahaman ini menjadi dasar bagi kerja sama penyediaan pembiayaan rumah bagi MBR melalui pemanfaatan sumber daya masing-masing pihak dalam mendukung Program Sejuta Rumah, yang kini dikembangkan menjadi Program Tiga Juta Rumah.
“Program ini adalah wujud nyata kehadiran negara dalam menyediakan hunian layak dan terjangkau,” tegas Maruarar.
Ia menekankan pentingnya peran aktif bank lain selain BTN dalam memperluas jangkauan KPR FLPP. Untuk itu, Menteri PKP meminta BTN turut berbagi pengetahuan dan strategi kepada perbankan lain agar eksekusi program bisa berjalan lebih merata dan efektif.
“BTN yang paling paham soal perumahan. Tolong bantu bank-bank lain dengan memberikan pemahaman dan know-how yang dibutuhkan,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menyatakan komitmennya untuk terus menjadi garda terdepan dalam pembiayaan rumah subsidi. Ia menyebut tim BTN rutin turun ke lapangan untuk mengecek kualitas rumah serta mengusulkan skema pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami siap bekerja keras demi menyukseskan Program Tiga Juta Rumah. Tak hanya FLPP, kami juga terus mengembangkan skema pembiayaan lain untuk menjangkau lebih banyak keluarga,” ujar Nixon.
Dengan kuota FLPP yang ditingkatkan dan kolaborasi lintas sektor yang semakin solid, pemerintah optimistis program ini akan semakin memperluas akses kepemilikan rumah layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah di seluruh Indonesia. (***)