
Komunitas Milenial dan Gen Z Dukung Konsep Rumah Subsidi Minimalis di Kawasan Perkotaan
Konsep hunian minimalis dinilai sangat sesuai dengan kebutuhan generasi milenial dan Gen Z
Konstruksi Media — Dua komunitas masyarakat, yaitu Komunitas Bankir Muda dan Masyarakat Sadar Wisata (Masata), menyatakan dukungannya terhadap konsep mock-up rumah subsidi di kawasan perkotaan yang diprakarsai oleh Lippo Group. Konsep hunian minimalis tersebut ditampilkan di Lippo Mall Nusantara, Jakarta, dan dinilai sangat sesuai dengan kebutuhan generasi milenial dan Gen Z, terutama mereka yang ingin memiliki hunian layak dan terjangkau di tengah kota.
Dalam kunjungan ke lokasi mock-up tersebut, Koordinator Masata, Indra Diwangkara, mengatakan bahwa pihaknya bersama pelaku pariwisata, budaya, UMKM, dan penggiat desa wisata, melihat potensi besar dari konsep rumah subsidi ini sebagai alternatif hunian bagi masyarakat.
“Kami menilai konsepnya menarik dan dapat menjadi salah satu pilihan tempat tinggal, khususnya bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Kunjungan ini difasilitasi oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan, Sri Haryati, hadir langsung untuk memperkenalkan model hunian minimalis sebagai solusi bagi kebutuhan perumahan di kawasan urban.
Indra menyampaikan terima kasih atas kesempatan mengenal lebih dalam program rumah subsidi dan skema KPR FLPP. Ia berharap komunitasnya dapat membantu menyosialisasikan program ini kepada generasi muda agar mereka mulai menabung dan memiliki rumah sendiri.
“Tinggal di dekat kawasan kerja memudahkan mobilisasi dan mendukung produktivitas kami yang banyak bekerja secara freelance. Kami sangat mengapresiasi program ini dan berharap terus berjalan dengan lancar serta menjangkau lebih banyak masyarakat,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Koordinator Komunitas Bankir Muda dari Nobu Bank, Riana Yohanes, menilai bahwa keberadaan rumah subsidi sangat dibutuhkan oleh para bankir muda yang baru memasuki dunia kerja.
Baca juga: Kementerian PKP Tegaskan Komitmen Kawal Dugaan Korupsi BSPS Sumenep, Didukung FPM
“Gaji awal bankir muda umumnya masih di kisaran satu digit. Dengan cicilan rumah subsidi yang ringan dan tetap, ini menjadi peluang emas agar uang mereka tidak habis untuk konsumsi semata, tapi bisa jadi aset jangka panjang,” ujarnya.
Menurut Riana, selain menjadi tempat tinggal, rumah subsidi juga memiliki potensi sebagai investasi masa depan.
“KPR FLPP menawarkan suku bunga tetap selama masa angsuran hingga 20 tahun. Ini jelas lebih menguntungkan dibandingkan KPR komersial yang suku bunganya fluktuatif,” tegasnya.
Sementara itu, Dirjen Perumahan Perkotaan Kementerian PKP, Sri Haryati, menjelaskan bahwa pihaknya terbuka untuk menerima masukan dari berbagai komunitas masyarakat. Kementerian tengah menyusun skema regulasi dan pengembangan tipe rumah subsidi yang lebih fleksibel dan sesuai kebutuhan masyarakat perkotaan.
“Kami ingin mengajak semua pihak berdiskusi, mulai dari asosiasi pengembang, KADIN, HIPMI, hingga IAI. Saat ini, tipe rumah subsidi yang umum adalah tipe 21, 27, dan maksimal 36. Namun, kami sedang mempertimbangkan untuk memperkenalkan tipe baru yang lebih kompak agar bisa menjangkau lebih banyak generasi muda dan pekerja urban,” jelas Sri.
Ia menambahkan, rumah subsidi dengan skema KPR FLPP memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk membeli rumah dengan suku bunga tetap 5% selama masa kredit.
“Program rumah subsidi merupakan bagian dari Program Prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Program 3 Juta Rumah. Tujuannya adalah memastikan masyarakat, termasuk generasi muda, dapat memiliki hunian yang layak dan terjangkau di kawasan strategis,” pungkasnya. (***)