
Waskita turut melakukan transformasi digital pada berbagai bidang. Pada bidang operasional, Perseroan mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information Modelling (BIM) dan perencanaan Last Planner System (LPS). Waskita menjadi satu-satunya perusahaan konstruksi yang menggabungkan ketiga sistem tersebut.
Selain itu, Waskita juga menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) dalam beberapa proyeknya guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Salah satunya adalah AI Pavement Crack Detection yang membantu mendeteksi kerusakan jalan untuk mencapai target zero defect dalam proses konstruksi.
Melalui penggunaan AI tersebut, penghitungan jumlah dan jenis kerusakan secara otomatis bisa dilakukan lebih efisien, sehingga mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol. Waktu inspeksi yang dapat diefisiensi mencapai 40 persen lebih cepat.
Dalam penguatan Tata Kelola Teknologi Informasi (TI), Waskita telah mengembangkan sistem informasi, seperti pembuatan Dashboard Management Terintegrasi dan beberapa perbaikan pada sistem keuangan guna mendukung Internal Control Over Financial Reporting (IcoFR).
“Secara keseluruhan, ultimate goals transformasi Waskita adalah terciptanya operational excellence secara berkesinambungan. Kami akan selalu berupaya untuk menyelesaikan proyek-proyek dengan mutu terbaik, tepat waktu, dan biaya yang efisien,” tutur Ermy.
Saat ini, Waskita telah mengefektifkan restrukturisasi atas tiga dari empat Obligasi Nonpenjaminan dan restrukturisasi MRA. Pada tahun lalu, Perseroan telah mendapat persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp26,3 triliun. Selain itu, telah disetujui pula Pokok Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) oleh lima kreditur perbankan sebesar Rp5,2 triliun. (***)