KKP Inginkan Proyek Pelabuhan Internasional Bagansiapiapi Kembali Berjaya
Konstruksi Media – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatatkan, Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571 yang meliputi Perairan Laut Andaman dan Selat Mahakam, termasuk Provinsi Riau sudah masuk ke dalam zona merah atau dalam kondisi overfishing atau penangkapan ikan berlebih.
Untuk itu, pihaknya mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dalam pengembangan wilayah Provinsi Riau, khususnya dalam pembangunan pelabuhan terintegrasi dan pasar perikanan berskala internasional di Kota Bagansiapiapi.
- Delegasi Persatuan Insinyur Indonesia Kunjungi Petrokimia Gresik di Jatim
- Dari Redaksi: Hari Bakti PU ke-79, Perkuat Infrastruktur Negeri
- Peringati Hari Bakti PU ke-79, Kementerian PU Donasikan Rp3,3 Miliar
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan, pihaknya harus menyiapkan Pelabuhan Perikanan Bagansiapiapi yang akan menjadi Integrated Fishing Port & International Fish Market.
“Kami sedang mengkaji dari sisi jumlah ikan di sana yang sangat layak untuk kemudian bisa diturunkan (ikan hasil tangkapan) di situ,” kata Sakti Wahyu Trenggono, di Jakarta, belum lama ini.
Untuk mendukung hal itu, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah strategis agar pelabuhan Bagansiapiapi kembali berjaya.
Salah satunya, kata Trenggono, dengan menggeser wilayah penangkapan ke WPP 572 (meliputi Perairan Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan Selat Sunda) dan WPP 711 (meliputi Perairan Selat Karimata, Laut Natuna, Laut Natuna Utara), di mana pada wilayah tersebut jumlah ikan masih banyak.
“Kemudian kita akan menggeser penangkapan ke (WPP) 711. Ternyata WPP 711 itu jumlah ikannya cukup besar karena itu memang ikan-ikan dari wilayah Laut Natuna Utara yang lari ke wilayah sini,” katanya.
Lalu, untuk WPP 571 yang sudah memasuki zona merah akan digeser ke WPP 572 sehingga Integrated Fish Port & International Fish Market ini nantinya harapan kita akan menjadi bagus.
Studi kelayakan sendiri akan dilakukan pada awal tahun 2022 dikarenakan pada saat ini kondisi pandemi COVID-19 masih cukup tinggi di Indonesia.
Menteri Trenggono pun mengutarakan harapannya agar studi kelayakan dapat dipercepat sehingga proses pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market dapat segera dilaksanakan.
Kota Bagansiapiapi merupakan ibu kota Kabupaten Rokan Hilir yang berada di Kecamatan Bangko. Wilayahnya yang memiliki sejarah kekayaan laut yang melimpah menjadikan kota ini menjadi salah satu target pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market demi mengembalikan masa kejayaannya dengan infrastruktur yang lebih baik.
“Maka dari itu kami all out karena ikannya sudah mulai menipis, kami geser ke WPP 711 dan 572 karena cukup besar potensi di situ. Dan itu (Integrated Fishing Port & International Fish Market) akan menghidupkan kembali era-era kejayaan Bagansiapiapi,” ucap Menteri Trenggono.***