KorporasiMiningNews

Kinerja Cemerlang, PT Vale Indonesia Disebut Layak Jadi Wajah Industri Nikel Nasional

PTVI mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 251,87% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$21,79 juta.

Konstruksi Media Nikel terus menjadi komoditas strategis di pasar global, khususnya sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik. Di tengah tren hilirisasi yang semakin kuat, Indonesia dinilai cukup berhasil menghadirkan pemain utama yang berdaya saing, salah satunya adalah PT Vale Indonesia Tbk (PTVI).

Pengamat energi Komaidi Notonegoro menilai, kinerja PTVI tergolong positif meski dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi global akibat gejolak geopolitik. Bahkan, menurutnya, PTVI layak menjadi wajah industri nikel Indonesia karena memiliki reputasi yang sudah dikenal luas dan konsisten dijaga.

“Kalau di sektor emas kita mengenal Antam, maka untuk nikel kita punya PT Vale. Reputasinya sudah kuat dan itu perlu terus dipertahankan,” ujar Komaidi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Penilaian Komaidi itu sejalan dengan laporan kinerja keuangan PTVI pada kuartal I/2025. Dalam periode tersebut, PTVI mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 251,87% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$21,79 juta.

Lebih dari itu, PTVI juga untuk pertama kalinya melakukan penjualan bijih nikel secara komersial. Tercatat sekitar 80.000 ton bijih saprolit berhasil dikirim ke pasar domestik. Transaksi ini menandai diversifikasi pendapatan yang semakin matang sekaligus memberi sinyal positif bagi prospek bisnis perseroan ke depan.

Baca juga: ITS Teken MoU dengan PT Vale Indonesia Dukung Elektrifikasi

“Capaian tersebut menjadi modal penting untuk menarik investasi asing ke sektor nikel Indonesia,” tambah Komaidi.

Ia juga menyoroti penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di PTVI yang dinilai unggul. “Kalau perusahaan lain mungkin baru berada di level B dalam implementasi ESG, PTVI sudah bisa dikatakan berada di level A,” tegasnya.

Komaidi turut mengapresiasi proses divestasi saham PTVI melalui holding BUMN pertambangan MIND ID yang berjalan lancar. “Tidak ada gejolak dari investor, pergantian direksi juga berlangsung mulus,” ujarnya.

Namun demikian, Komaidi menekankan perlunya dukungan lebih kuat dari pemerintah, terutama dalam menciptakan kepastian pasar bagi produksi nikel dalam negeri.

Ia menyarankan agar Kementerian Perindustrian turut dilibatkan untuk menjamin penyerapan hasil produksi, yang pada akhirnya bisa meningkatkan keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang sektor ini.

“Kita perlu menyiapkan pasar dalam negeri yang jelas, sehingga investor bisa memproyeksikan apakah dalam lima tahun ke depan investasinya bisa kembali,” tutup Komaidi. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp