Konstruksi Media – PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) melakukan dua penandatanganan nota kesepahaman memorandum of understanding/MoU dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Fortescue Future Industries (FFI) terkait program mengikis emisi karbon.
“Penandatanganan MoU untuk menjalin kerja sama dan mengidentifikasi potensi kolaborasi yang saling menguntungkan. Termasuk mengenai pemakaian energi bersih yang ramah lingkungan,” kata Anggota Komite Eksekutif PT Gunung Raja Paksi Tbk Kimin Tanoto pada gelaran ‘B20 Summit’ di Bali, 13 November 2022.
Menurut dia, MoU dengan FFI mengeksplorasi kolaborasi dalam kasus penggunaan hidrogen hijau dan amonia hijau. Penggunaan hidrogen hijau memungkinkan GRP memproduksi baja rendah emisi di sektor yang sangat sulit dikurangi.
Sedangkan, perjanjian dengan Kadin menjanjikan komitmen GRP menuju nol bersih, yang merupakan area fokus utama setelah GRP meluncurkan Buku Panduan ESG beberapa waktu lalu.
“Hal ini sejalan dengan Buku Panduan ESG kami. Dalam hal ini, akan mendorong perusahaan maju dalam agendanya untuk dekarbonisasi industri baja kawasan melalui percepatan emisi nol bersih dan mempromosikan penggunaan energi hijau, yang merupakan area fokus utama dalam strategi ESG-nya,” ucap Kimin.
Ia mengatakan, produksi baja merupakan salah satu sektor paling berpolusi dan mengkonsumsi energi di dunia sehingga menjadi penyumbang utama emisi global. Hingga kini, industri baja Asia menyumbang lebih dari 70 persen emisi karbon dalam produksi baja global.
Baca juga: Tol Semarang-Demak Seksi II Bakal Dibuka Fungsional 18 November 2022
“Langkah-langkah yang kami ambil akan membangun masa depan. Oleh karena itu GRP bekerja sama dengan para mitra yang memiliki keahlian untuk mendorong bisnis dan industri baja kami menuju masa depan yang sejahtera dan lebih ramah lingkungan,” jelasnya.
Kimin mengatakan, berbagai upaya mencapai Indonesia Net Zero Emission tersebut, tak lepas dari peran Kadin Net Zero Hub (Kadin NZH). Kadin NZH, lanjutnya, merupakan wadah gerakan dekarbonisasi pada sektor industri dan komersial serta upaya mendukung transisi energi guna mencapai Indonesia Net Zero Emission.
Ketua Komite Energi Terbarukan Kadin Muhammad Yusrizki mengatakan, Kadin NZH bertujuan untuk membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan membantu sektor swasta Indonesia dalam merealisasikan komitmen net zero emission pada entitas bisnis masing-masing dan meningkatkan daya kompetisi di pasar global.
“Pencapaian nol bersih pada 2060, hanya dapat dicapai dengan kerjasama dengan mitra sektor swasta seperti GRP. Kami berharap MoU ini akan membuka jalan bagi kemitraan masa depan,” kata Yusrizki.
Ketua dan Pendiri FFI Andrew Forrest AO mengatakan, pihaknya tak bisa mengurangi emisi karbon sendirian. Dia berharap perusahaan-perusahaan penghasil emisi mengikuti jejak GRP.
“Kami bertekad, membantu mereka untuk melakukan menuju dekarbonisasi,” kata Andrew.
Untuk informasi, FFI merupakan perusahaan energi hijau global yang berkomitmen untuk memproduksi hidrogen hijau, mengandung nol karbon, dari 100 persen sumber terbarukan.
Sedangkan, Kadin merupakan organisasi payung dari kamar-kamar dan asosiasi-asosiasi bisnis Indonesia, yang komitmen tinggi untuk memanfaatkan potensi dan sinergi perekonomian nasional, dan menawarkan forum strategis bagi pengusaha Indonesia.
Baca artikel selanjutnya:
- Profesor ITS Kembangkan Metode Komputasi Material Berbasis Meshless untuk Efisiensi dan Keberlanjutan
- Navigasi Risiko Sektor Publik 2025: Strategi untuk Keberlanjutan Keuangan dan Infrastruktur
- ASTRA Infra Siapkan Layanan Prima untuk Mudik Lebaran 2025, Aman dan Nyaman
- Normalisasi Sungai Ciliwung Ditargetkan Rampung 2026, Pemerintah Percepat Pembebasan Lahan