Kereta Cepat Jakarta-Bandung Miliki Warna Merah dan Kuning, Ternyata Beda Fungsi
Apa alasan mendasar PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menghadirkan 2 warna dan bagaimana fungsi dari masing-masing unit?
KONSTRUKSI MEDIA – Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Agustus 2023 mendatang akan beroperasi bersamaan dengan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Menariknya, KCJB memiliki dua varian warna yang mencolok, yakni merah dan kuning.
Lalu apa alasan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menghadirkan 2 warna dan bagaimana fungsi dari masing-masing unit tersebut. KCIC dalam penjelasannya menyebut, rangkaian Kereta Cepat Jakarta Bandung yang berwarna merah merupakan Electric Multiple Unit (EMU) sedangkan yang berwarna kuning merupakan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi.
Pantauan Konstruksi Media, secara fisik tidak jauh berbeda, adapun fungsi dari kedua kereta tersebut memiliki perbedaan. KCIC menamakan warna merah dengan sebutan “Red Komodo” yang memiliki fungsi mengangkat penumpang saat operasional. Sementara, warna kuning berfungsi untuk memastikan kesiapan kondisi rel, sistem kelistrikan, dan sistem pendukung lainnya.
Sementara dari sisi interiornya juga berbeda karena CIT dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik untuk melakukan monitoring. “Jadi, kereta kuning ini dinamakan Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi, dan yang merah untuk angkut penumbang operasional,” tulis Kereta Cepat Indonesia, dalam akun sosial medianya.
Baca Juga: Wuzz, Kereta Cepat Jakarta Bandung Miliki Top Speed 385 Km/Jam
Dalam kesempatan berbeda Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, kecepatan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) bakal terus ditambah hingga mencapai puncak kecepatan operasional di 350 km/jam. Bahkan, mencapai puncak kecepatan teknisnya yakni 385 km/jam.
Perjalanan dengan CIT difokuskan pada pengujian integrasi sistem sarana dan prasarana. Seluruh aspek akan dicek dapat berfungsi secara normal dan dilalui KCJB dengan kecepatan tinggi.
“1 rangkaian kereta inspeksi KCJB terdiri dari 8 kereta. Fungsi berbagai kereta tersebut terdiri dari kereta 1 untuk untuk kebutuhan pengujian lintasan; kereta 2 untuk memeriksa sistem persinyalan dan komunikasi,” ucapnya.
Kemudian, kata dia, kereta 3 untuk fungsi OCS, kereta 4 dan 7 untuk ruang kerja. Selanjutnya, kereta 5 berfungsi sebagai restorasi, kereta 6 merupakan ruang pertemuan, serta kereta 8 untuk fungsi sinyal dan pengecekan integrasi rel-roda.
Ia mengatakan, pelaksanaan testing & commissioning KCJB akan terus dilakukan oleh KCIC bersama para kontraktor dan konsultan independen. Berdasarkan pelaksanaan testing & commissioning, waktu tempuh antara Stasiun Halim hingga Stasiun Tegalluar adalah sekitar 50 menit.
Wakil Menteri II Kementerian BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan secara bertahap kecepatan perjalanan pengujian akan ditingkatkan hingga mencapai puncak kecepatan teknisnya di 385 km/jam.
“Untuk mencapai hal tersebut peningkatan di beberapa aspek seperti pagar pengaman dan sound barrier perlu dilakukan penyempurnaan agar tidak menggangu kenyamanan masyarakat saat KCJB melintas,” ujar Tiko.
Baca artikel selanjutnya:
- Perkuat Sektor Pariwisata, Kemen BUMN dan Kemenpar Bentuk Satgas
- Waketum GAPENSI Beberkan Peluang Sektor Konstruksi 2024-2029 dalam Kabinet Merah Putih
- Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, Menteri PU Laporkan Realisasi Anggaran 2024
- Sah, 3 Anggota PII Banda Aceh Resmi Dikukuhkan jadi Guru Besar Teknik USK