HeadlineNewsTeknologiVokasi

Keren! Doktor ITS Kembangkan AI untuk Personalisasi Pembelajaran

Berhasil mengembangkan model Ant Colony Optimization - Item Response Theory (ACOIRT) yang memanfaatkan kecerdasan buatan atau AI

Konstruksi Media – Tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks, terutama dalam menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa. Menjawab tantangan ini, doktor lulusan Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr. Imamah, S.Kom., M.Kom., berhasil mengembangkan model Ant Colony Optimization – Item Response Theory (ACOIRT) yang memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) untuk personalisasi jalur pembelajaran.

Pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Departemen Teknik Elektro ITS, Selasa (25/2) lalu, Imamah menjelaskan bahwa metode konvensional tidak mempertimbangkan perbedaan kecepatan belajar mahasiswa. Dalam sistem tradisional, mahasiswa yang cepat memahami harus menunggu, sementara yang lebih lambat kesulitan mengejar. “Dengan model AI ini, setiap mahasiswa dapat belajar sesuai dengan ritme mereka sendiri tanpa harus terhambat oleh sistem pembelajaran yang seragam,” ungkapnya.

ITS
Dr Imamah SKom MKom pada saat pemaparan Sidang Terbuka Doktor Departemen Teknik Elektro ITS

Lebih lanjut, Imamah menekankan bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis AI yang menggabungkan algoritma Ant Colony Optimization (ACO) dengan Item Response Theory (IRT). ACO meniru perilaku semut dalam mencari jalur terbaik, sementara IRT memprediksi kemampuan siswa dengan akurat dan mengatasi kemungkinan tebak jawaban pada pretest pilihan ganda. “Kombinasi dua metode ini memungkinkan sistem merekomendasikan materi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing mahasiswa,” jelasnya.

Untuk menguji efektivitas sistem ini, model ACOIRT diterapkan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Struktur Data. Hasilnya menunjukkan peningkatan performa pembelajaran mahasiswa sebesar 60,8 persen hingga 127,8 persen. “Dengan pendekatan ini, mahasiswa mendapatkan jalur pembelajaran yang lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Imamah, sistem ini juga mempertimbangkan faktor psikologis mahasiswa dengan menjaga motivasi mereka. Dengan memberikan materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan individu, mahasiswa tidak akan merasa bosan atau kewalahan. “AI ini bertindak sebagai pendukung dalam pembelajaran, bukan pengganti dosen atau sistem pendidikan konvensional,” ujar perempuan yang telah mempublikasikan artikel ilmiahnya dalam CIVEMSA, China.

1 2Next page

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp