ESGNews

Kemenperin Target Net Zero Emisi Sektor Industri di 2060

Saat ini Kemenperin tengah menyiapkan berbagai kebijakan salah satunya pengurangan emisi industri, dan mekanisme pertukaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

KonstruksiĀ  Media – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan pihaknya berkomitmen untuk mendukung target net zero emission (NZE) 2060 di sektor industri.

Dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) di Jakarta, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah tengah menyusun peta jalan dekarbonisasi untuk sejumlah Industri di Tanah Air.

AIGIS 2024 merupakan penyelenggaraan perdana yang bertujuan memperkuat ekosistem untuk memfasilitasi transformasi industri hijau Tanah Air. Kick-off rangkaian acara AIGIS 2025 dilakukan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza bersama dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam HE Denis Chaibi, dan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi.

Hal tersebut dilakukan karena sektor industri di Indonesia memiliki target ambisius yakni mencapai zero emisi pada tahun 2050 mendatang. Faisol Riza memperkirakan untuk mewujudkan zero emisi sektor industri dibutuhkan investasi yang tidak sedikit yakni sebesar Rp 5.000 triliun hingga 2030, dan tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya para penyedia pendanaan hijau.

“Telah teridentifikasi kebutuhan investasi hijau sementara setidaknya sebesar Rp 5.000 triliun untuk membiayai penerapan teknologi rendah karbon dan upaya dekarbonisasi lainnya untuk 4 sub sektor industri prioritas,” jelas Faisol Riza, (19/12/2024).

Di menjelaskan, sektor industri yang dimaksud untuk dekarbonisasi yaitu industri semen, industri pupuk, industri besi & baja, serta industri pulp dan kertas. 

Dia juga menyinggung potensi ekonomi dari upaya dekarbonisasi sektor industri dapat berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

Upaya mencapai target tersebut, saat ini Kemenperin tengah menyiapkan berbagai kebijakan salah satunya pengurangan emisi industri, mekanisme pertukaran emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan nilai ekonomi karbon sektor industri. Kemudian, memperkuat ekosistem industri hijau dan mengembangkan ekonomi sirkular.

“Transformasi industri menuju industri hijau bukan lagi merupakan sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan bagi masa depan bangsa dan Bumi kita,” beber Faisol.

Dirinya menjelaskan, pada tahun 2024, Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian mencatat pengurangan emisi GRK sektor IPPU atau sektor penghasil emisi yang mencapai 6,92 juta ton CO2eq dan berhasil melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.

Selanjutnya, peningkatan efisiensi biaya industri hijau mencapai 7.31% dari yang sebelumnya 6.71%. Kemudian, peningkatan jumlah perusahaan industri tersertifikasi Standar Industri Hijau (SIH) setiap tahunnya yang kini menjadi 146 perusahaan, serta terdapat 25 SIH baru ditetapkan, sehingga total SIH yang tercatat mencapai 62 standar hingga hari ini. 

Selanjutnya, pada 2025 nanti Kemenperin akan menggelar kembali AIGIS 2025 dengan tema “Driving Industrial Decarbonization through Green Industry Ecosystem”. 

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp