Kemenkeu Pastikan Anggaran Pemulihan Bencana Semeru Sudah Disiapkan
Konstruksi Media – Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari mengatakan, pihaknya memastikan anggaran penanganan dan pemulihan bencana Semeru tersedia melalui APBN.
Hal itu mengingat, erupsi gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur menimbulkan belasan korban jiwa dan dampak signifikan kepada Masyarakat.
“Seperti penanganan bencana pada umumnya, penanganannya akan menggunakan dana Pemerintah daerah (APBD) dan APBN dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kemensos,” ujar Rahayu dikutip pada Selasa (7/12/2021).
- Menko AHY dan Menteri Dody Bahas Rencana Bangun Tanggul Laut
- ITS bersama Coca-Cola Europasific Indonesia Gelar Kompetisi WasteTrack 2024
- Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Baru Menuju 3 Kota Besar
Ia menuturkan, Kementerian Keuangan menyediakan anggaran penanganan bencana sebesar Rp 11,5 triliun pada tahun ini. Anggaran ini mengalir melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) sebesar Rp 3,5 triliun. Adapun sisanya Rp 8 triliun melalui dana cadangan bencana serta cadangan pooling fund bencana.
Beberapa anggaran bencana yang mengalir kepada K/L tersebut diberikan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Berdasarkan BUKU III Himpunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L, pagu anggaran untuk BNPB tahun ini sebesar Rp 813,1 miliar.
“Mayoritas anggaran ini atau Rp 574,3 miliar dialokasikan sebagai dana ketahanan bencana, sedangkan sisanya untuk dukungan manajemen lembaga,” katanya.
Rahayu menuturkan, selain memanfaatkan belanja yang diperoleh dari daerah dan pemerintah pusat. Puspa juga mengatakan penanggulangan bencana bisa juga memperoleh dari sumber pendanaan lainnya.
“Bila terjadi kekurangan, maka BNPB yang akan koordinasi dengan beberapa pemerintah daerah terkait untuk memproses pengusulan anggaran tambahannya,” ungkapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sebelumnya telah menyatakan bahwa pemerintah akan mengerahkan berbagai sumber pendanaan untuk menangani bencana. Dukungan ini bukan hanya untuk bencana yang sedang terjadi akibat erupsi Gunung Semeru, melainkan juga potensi bencana yang biasanya meningkat di akhir tahun.
“Saya meminta jajaran Kemenkeu untuk bersiaga dalam mekanisme dukungan anggaran APBN maupun transfer ke daerah dan dana desa dalam menghadapi bencana alam yang berpotensi meningkat menjelang akhir tahun dan awal tahun,” tulis Sri Mulyani dalam akun instagram pribadinya @smindrawati, Sabtu (4/12).
Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB dengan mengeluarkan abu vulkanik mengarah ke wilayah Besuk Koboan. Tercatat wilayah terdampak paling parah berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mencatat data sementara hingga hari minggu (5/12) terdapat sebanyak 2.970 rumah terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.
“Hingga Minggu pukul 17.00 WIB untuk kerusakan rumah tercatat sebanyak 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Minggu (5/12) malam.
Sementara itu, berdasarkan data hingga Minggu pagi, terdapat 13 korban meninggal dimana dua diantaranya sudah berhasil teridentifikasi. Kedua korban yang sudah teridentifikasi berasal dari Curah Kobokan dan Kubuan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.***