
Konstruksi Media – Komunitas Bengkel Las Indonesia (KBLI) menyuarakan keprihatinan mendalam atas semakin derasnya arus baja impor ke Indonesia.
Sekretaris Jenderal KBLI, Nirwan Lesmana mengungkapkan kondisi ini berdampak langsung terhadap keberlangsungan bengkel las rakyat dan para juru las profesional yang menjadi garda terdepan dalam proyek-proyek konstruksi besi.
“Sungguh sangat memprihatinkan, karena serbuan baja impor membuat banyak bengkel las kehilangan order. Welder profesional kita pun banyak yang menganggur,” ujar Nirwan kepada Konstruksi Media, Selasa, (29/07/2025).
Menurutnya, meskipun pelaku lokal telah banting harga, tetap sulit bersaing dengan perusahaan asing yang datang dengan paket lengkap: tenaga kerja dan material dari luar negeri.
Ia menambahkan, praktik ini sangat tidak sehat karena membuat pelaku usaha dalam negeri hanya menjadi penonton.

“Mereka datang tidak hanya membawa proyek, tapi juga membawa juru las sendiri dan baja dari luar. Kita yang sudah berpengalaman dan tangkas justru tak dilibatkan,” tegas dia.
Baca Juga : Krakatau Steel Ekspor 10.000 Ton Baja Lapis ke Amerika Serikat
KBLI juga menyoroti kualitas material yang dibawa dari luar negeri yang kerap kali tidak sesuai standar. “Banyak material impor tergolong besi banci, tidak kuat, dan tidak tahan lama. Sementara skill welder asing itu jauh di bawah welder Merah Putih yang sudah terbukti handal dalam berbagai proyek infrastruktur,” jelas Nirwan.
Saat ini, KBLI menaungi sekitar 130 ribu anggota yang terdiri dari bengkel las, juru las, dan pelaku usaha bidang terkait. Komunitas ini tersebar di seluruh Indonesia dan aktif di berbagai media sosial seperti Facebook dan WhatsApp, serta bersinergi dengan paguyuban lokal di tingkat kota dan kabupaten.
Menurut Nirwan, peran bengkel las lokal selama ini sangat strategis, terutama dalam mendukung pembangunan infrastruktur di daerah. Sayangnya, peran ini kini mulai tergerus karena tidak adanya proteksi nyata dari negara terhadap keberlangsungan usaha kecil dan tenaga kerja lokal.
“Harapan kami, segera dibuat regulasi yang membatasi penggunaan material dan tenaga kerja dari luar negeri. Negara harus hadir melindungi UMKM dan memastikan welder lokal tetap mendapat tempat dalam pembangunan negeri,” tandasnya.
Baca Juga :
ISSC Deklarasi Satgasus Stop Impor Konstruksi Baja