
KAI Perkuat Keberlanjutan dengan Transportasi Ramah Lingkungan melalui Dekarbonisasi
Komitmen KAI dalam menciptakan transportasi ramah lingkungan serta berbagi wawasan mengenai strategi dan tantangan dekarbonisasi sektor transportasi.
Berdasarkan data ITDP dan ICCT (2025), peningkatan penggunaan transportasi berbasis rel berpotensi mengurangi 66–125 ton CO₂ per penumpang-km per hari di Jabodetabek, asalkan moda transportasi publik diperkuat.
Namun, tantangan terbesar adalah kesiapan infrastruktur dan fasilitas transportasi publik yang memadai untuk mendukung peralihan dari kendaraan pribadi ke kereta api.
Sementara itu, Spesialis Keberlanjutan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), Widya Paramita, menjelaskan bahwa sektor industri juga menghadapi tantangan serupa dalam pengurangan emisi karbon.

SBI telah mengimplementasikan berbagai inisiatif berkelanjutan, seperti penggunaan forklift listrik, panel surya di fasilitas distribusi, serta optimalisasi distribusi logistik melalui kereta api yang mampu mengurangi emisi hingga 45% dibandingkan angkutan truk.
Perspektif Pengguna dan Implementasi KAI
Seorang pengguna setia Commuter Line, Fitria Wulandari, berbagi pengalaman mengenai pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilih transportasi rendah karbon. Ia mengungkapkan bahwa perjalanan Bekasi–Jakarta sejauh 30 km dengan kereta api hanya menghasilkan emisi karbon sebesar 2,4 kg CO₂ per hari, jauh lebih rendah dibandingkan mobil pribadi yang mencapai 12 kg CO₂ per hari.
Meski demikian, ia menyoroti tantangan yang dihadapi pengguna Commuter Line, seperti kepadatan penumpang, gangguan perjalanan, dan keterbatasan fasilitas integrasi stasiun.