Jepang Beri Pinjaman Bangun Pelabuhan Patimban Fase II Sebesar Rp10 Triliun
Pelabuhan Patimban bertujuan untuk memperkuat kapasitas logistik area Metropolitan Jakarta.
Konstruksi Media – Pemerintah Jepang kasih pinjaman untuk pembangunan Pelabuhan Patimban Fase II senilai US$674,95 juta atau Rp10,1 triliun (kurs Rp 14.952). Perjanjian tersebut telah ditandatangani pada 20 Mei 2022.
Mengutip Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), perjanjian tersebut akan memberikan pemerintah Indonesia pembiayaan sampai dengan 70,195 miliar yen Jepang ekuivalen US$ 674,95 juta untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Patimban.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), pembangunan Pelabuhan Patimban bertujuan untuk memperkuat kapasitas logistik area Metropolitan Jakarta. Selain itu, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi melalui pembangunan pelabuhan Internasional dan jalan akses di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Baca juga: Kolaborasi Waskita-Tokyu Construction Rekonstruksi Yellow Bridge Palu
Pembangunan Pelabuhan Patimban tahap kedua akan memberikan output container terminal seluas kurang lebih 63,5 hektare (Ha) dengan kapasitas sampai 3,3 juta TEU dan car terminal seluas kurang lebih 13,7 Ha dengan kapasitas 600 ribu kendaraan.
Pembiayaan Pelabuhan Patimban Tahap Kedua ini merupakan kelanjutan kerja sama Indonesia dan Jepang yang sebelumnya telah disepakati pada tahun 2017 dengan nilai 118,9 miliar yen Jepang.
Untuk informasi, kerja sama pembiayaan ditandatangi oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman dan Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office, Mr. Yasui Takehiro.
Baca artikel selanjutnya:
- Tongkat Estafet Perusahaan Kawat Baja Nasional, Cecilia Vania Siap Bawa Bevananda Go Global
- Anugerah Innovillage 2024, Inovasi Sosial Digital Anak Bangsa yang Berdampak Nyata
- Tiga Dekade Bevananda: Estafet Kepemimpinan dan Langkah Menuju Indonesia Emas
- Kongres I I2MI: Prof Muhamad Abduh Dorong Pembangunan Ekosistem BIM Nasional yang Progresif dan Inklusif