Jasamarga Jogja Bawen Sebut Konstruksi Seksi 1 Tol Yogya-Bawen Capai 31,31%
Pihaknya optimistis pembangunan jalan tol Yogya-Bawen bakal beroperasi sesuai rencana.
Konstruksi Media – PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) mencatat progress konstruksi untuk Seksi 1 Junction (JC) Sleman-Banyurejo mencapai 31,31%.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT JJB, A.J. Dwi Winarsa dalam keterangannya yang diterima Konstruksi Media, Jakarta, Sabtu, (15/7/2023).
Dia menambahkan, JJB selaku pengelola Jalan Tol Yogyakarta-Bawen juga mencatatkan saat ini progres pembebasan lahan sebesar 65,64% hingga akhir Juni 2023.
Sehingga secara keseluruhan trase Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dibagi menjadi 6 seksi dengan total panjang jalan tol 76,3 Km.
Dwi juga menyebut telah terbit Serat Palilah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kawedanan Hageng Punokawan Datu Dana Suyasa tentang Pemberian Izin Sementara Pemanfaatan Tanah Kasultanan Kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Dari total 7 Kalurahan Tanah Kasultanan, telah terbit Serat Palilah untuk 3 Kalurahan yang terletak di Kalurahan Sumberejo Kapanewon Tempel seluas 2,296 m2, Kalurahan Margomulyo Kapanewon Seyegan seluas 297 m2 pada tanggal 15 Juni 2023, Kalurahan Tambakrejo Kapanewon Tempel seluas 33.176 m2 pada tanggal 19 Juni 2023 dan Sultan Ground yang berfungsi sebagai makam terletak di Kalurahan Margokaton Kapanewon Seyegan seluas 2.555 m2 pada tanggal 26 Mei 2023 dan pekerjaan kontruksi di Tanah Kasultanan sudah bisa dikerjakan untuk Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen,” terang Dwi.
Dalam hal kegiatan pembebasan lahan untuk keperluan proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, PT JJB terus berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Adapun berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Badan Pertahanan Nasional Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Lembaga Managemen Aset Negara (LMAN).
“Pembangunan jalan tol akan tetap memperhatikan aspek historis dari Keraton Yogyakarta dan situs-situs cagar budaya serta purbakala yang berada di wilayah Yogyakarta. Sedangkan dari sisi penghijauan, kami menargetkan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen mengembangkan sejumlah program beautifikasi jalan tol yang tidak hanya indah dan nyaman namun juga tetap memperhatikan aspek keamanan pengguna jalan,” papar dia.
Sesuai dengan target dan prioritas pembangunan di proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, lanjut dia, pekerjaan konstruksi yang saat ini menjadi prioritas adalah konstruksi untuk Seksi 1 JC Sleman-Simpang Susun (SS) Banyurejo sepanjang 8,8 Km dan Seksi 6 SS Ambarawa-JC Bawen sepanjang 6,3 Km.
Di mana untuk proses konstruksi di kedua seksi tersebut ditargetkan bakal rampung pada Kuartal IV Tahun 2024 yang nantinya akan beroperasi terlebih dahulu.
“Untuk seksi 6 SS Ambarawa-JC Bawen nantinya akan terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo. Setelah itu, progres konstruksi akan dilanjutkan pada tiga seksi lainnya yaitu Seksi 2 SS Banyurejo-Borobudur, Seksi 3 Borobudur-SS Magelang dan Seksi 4 SS Magelang-SS Temanggung,” tutur Dwi menjelaskan.
Sementara untuk Seksi 5 SS Temanggung-SS Ambarawa sepanjang 21,4 Km akan menjadi seksi terakhir yang menjadi prioritas konstruksi dan akan melengkapi pengoperasian Jalan Tol Yogyakarta-Bawen secara penuh. Sebab, hal ini menyesuaikan rencana alokasi dana pembebasan lahan dari Pemerintah serta menimbang kondisi geografis yang berupa perbukitan sehingga PT JJB akan melakukan pembangunan tunnel (terowongan) sepanjang 500 meter di seksi ini.
Sebagaimana diketahui, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen tergabung dalam Proyek Strategis Nasional untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur.
Jika sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya memakan waktu sekitar 3 jam menjadi hanya 1,5 jam.
Dia berharap pembangunan jalan tol ini dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi selatan Pulau Jawa.
Baca Artikel Selanjutnya :