“Volume lalu lintas pada puncak arus balik diperkirakan mencapai 276 ribu kendaraan, meningkat 62% dibandingkan kondisi normal. Ini cukup mengkhawatirkan karena pada 2024 saja kita sudah menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan skenario khusus, mengingat volume arus balik masih diperkirakan meningkat 3% dibandingkan tahun lalu,” jelas Subakti.
Untuk mengantisipasi lonjakan volume lalu lintas, Jasa Marga telah menyiapkan berbagai langkah strategis, seperti peningkatan kapasitas lajur di Tol Jakarta-Cikampek, pengoperasian ruas tol baru, pengurangan hambatan lalu lintas, serta penambahan fasilitas di rest area.
Selain itu, Subakti juga mendorong Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk melakukan ramp check secara lebih ketat terhadap angkutan barang dan bus guna memastikan keselamatan lalu lintas.
“Kami juga mengusulkan pengaturan waktu operasional angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih, yang saat ini masih dalam pembahasan di Kementerian Perhubungan. Ini sangat penting untuk mengoptimalkan pengelolaan lalu lintas di lapangan, dan kami masih menunggu keputusan resmi terkait hal ini,” tutup Subakti. (***)
