
ITS Perkuat Kolaborasi Global Tekan Emisi Lewat Pembangunan Rendah Karbon
Low carbon construction adalah langkah strategis untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan sektor konstruksi
Konstruksi Media – Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar The 3rd Taiwan – Indonesia International Seminar Application and Research di Auditorium Gedung Research Center ITS, Kamis (21/8). Forum internasional ini mengusung tema Low Carbon Construction: Research, Application, and Regulation, dengan tujuan mendorong penerapan konstruksi rendah karbon secara lebih luas di Indonesia.
Direktur Taiwan – Indonesia Science and Technology Innovation Centre (STIC), Prof Jhy Chern-Liu, menuturkan bahwa pesatnya pertumbuhan industri berdampak langsung pada peningkatan emisi karbon dan gas rumah kaca. Kondisi ini menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi, terutama di sektor industri dan konstruksi.
“Low carbon construction adalah langkah strategis untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan sektor konstruksi,” tegasnya.
Menurutnya, konsep konstruksi rendah karbon menitikberatkan pada efisiensi energi, pemanfaatan material ramah lingkungan, dan minimisasi emisi karbon selama proses pembangunan. “Dengan begitu, pembangunan dapat berjalan seiring dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.

Prof Jhy Chern-Liu menambahkan, ada tiga langkah utama dalam penerapan konstruksi rendah karbon. Pertama, mengurangi penggunaan energi dan sumber daya yang tidak efisien. Kedua, memanfaatkan material ramah lingkungan. Ketiga, mengembangkan metode konstruksi hijau yang lebih efektif.
Selaras dengan hal itu, Wakil Rektor IV ITS Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Kealumnian, Prof Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD, menyatakan bahwa forum ini sejalan dengan komitmen Indonesia mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.
Baca juga: Dukung Pembangunan Daerah, ITS Teken MoU dengan Pemkab TTU
“Berbagai kebijakan sudah digalakkan, termasuk optimalisasi energi terbarukan dan teknologi hemat energi. Salah satunya dengan mendorong penggunaan PLTS di gedung-gedung pemerintah maupun swasta,” ujarnya.
Guru besar Teknik Fisika ITS yang akrab disapa Hatta itu juga menekankan bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. “Diperlukan sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah agar penerapan low carbon construction benar-benar berjalan efektif di Indonesia,” tambahnya.

Sebagai informasi, Taiwan – Indonesia STIC merupakan konsorsium riset yang dibentuk sejak 2021 oleh ITS, National Taiwan University of Science and Technology (NTUST), Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), bersama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Konsorsium ini fokus pada penelitian pemanfaatan limbah industri sebagai material konstruksi rendah karbon yang inovatif dan ramah lingkungan.
Melalui forum ini, ITS kembali menegaskan dukungannya terhadap pencapaian beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), di antaranya poin ke-9 tentang industri, inovasi, dan infrastruktur; poin ke-11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan; serta poin ke-13 tentang penanganan perubahan iklim. (***)