Konstruksi Media – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Focus Group Discussion bertajuk Integrasi Energi Terbarukan untuk Ekonomi Berkelanjutan. Hal ini upaya mewujudkan proyek Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI).
Diskusi tersebut dilakukan di Tower 2 ITS yang merupakan lanjutan dari pengembangan proyek INSPIRASI. Di mana ITS bersama praktisi industri kembangkan proyek REIDI (Renewable Energy Integration Demonstrator of Indonesia) menjadi lebih baik.
Kegiatan ini ditujukan untuk memperkenalkan program INSPIRASI kepada masyarakat serta mempromosikan teknologi integrasi energi terbarukan dan implementasinya di Indonesia dalam mendukung energi berkelanjutan.
Selain itu, FGD ini juga menjadi ajang pemberian masukan dan saran bagi praktisi industri atas pengembangan proyek REIDI ke depannya. Kegiatan ini dihadiri oleh PT PLN UID dan PT PLN Nusantara Power yang bergerak di bidang pembangkit listrik, juga dari California Polytechnic University, Amerika Serikat dan Nanyang Technological University (NTU), Singapura.
Koordinator pengembangan program REIDI Prof Heri Suryoatmojo saat membuka diskusi mengatakan, INSPIRASI merupakan program kerja sama riset yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Kerja sama ini melibatkan para peneliti dari empat perguruan tinggi Indonesia, salah satunya adalah ITS. Salah satu bentuk kerja sama dari program INSPIRASI adalah REIDI, sebuah living laboratory renewable energy atau laboratorium demonstrator pertama di Indonesia.
REIDI merupakan proyek yang akan dibangun di ITS. Pembangunan REIDI akan terdiri dari tiga tahapan. Saat ini, proses pengembangan REIDI masih memasuki tahap pertama.
“Adapun, pembangunan program ini diprediksi akan rampung pada tahun 2028 dengan beberapa fitur penelitian yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama,” ungkapnya, (15/08).
Ia menjelaskan, salah satu fitur yang akan dihadirkan REIDI adalah flexible operation. Sebuah fitur yang memungkinkan REIDI sebagai wahana demonstrator bagi penelitian.
Untuk itu, ke depannya, REIDI akan memungkinkan berbagai penelitian di bidang energi. Hal ini didukung dengan adanya fasilitas laboratorium seperti eco campus lab, photovoltaic lab, hydrogen lab, agrovoltaic lab, dan biomass lab.
Sementara, Guru Besar California Polytechnic University Prof Taufik menuturkan bahwa ide dari proyek REIDI ini sangat menarik. Sejauh yang dijelaskan, program REIDI telah memfasilitasi semua sistem yang ada di kelistrikan kecuali pada perumahan dan gedung.
Taufik berpendapat bahwa REIDI dapat dikembangkan lebih lanjut apabila sistem listrik di perumahan dan gedung juga dikembangkan.
Menanggapi tentang REIDI, General Manager PT PLN UID Jawa Timur Agus Kuswardoyo mengatakan PLN menyambut baik proyek REIDI ini.
Dia berpendapat proyek REIDI dapat mendukung riset di bidang energi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang tengah PLN lakukan pada saat ini.
“Untuk itu, PLN berada di garis terdepan dalam mendukung program seperti ini,” imbuhnya.
Baca Juga :
- 21 Bank Berikan Persetujuan Restrukturisasi ke Waskita Karya, Segini Nilainya
- Kolaborasi PT PAL dengan ITS, Menuju Indonesia Emas 2045
- PUPR Targetkan Bangun 34 Proyek KPBU di 2025
- Dosen dan Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ajak Masyarakat Ngolah Limbah Organik
- Langkah BP Tapera Dukung Kebijakan Pembiayaan Perumahan