
Konstruksi Media — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto resmi membuka perhelatan pameran baja nasional Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Dalam sambutannya, Airlangga mengungkapkan pentingnya peran strategis industri baja dalam pembangunan ekonomi nasional.
Dirinya juga memberikan dukungan nyata terhadap penguatan industri baja nasional. Ia menyampaikan bahwa industri baja harus mampu bertransformasi menghadapi tantangan global dengan pendekatan yang lebih terencana dan terstruktur.
“Ini waktunya untuk para produsen besar di industri besi menjadi lebih kuat, serta menjadi lebih terstruktur dan terencana,” ungkap Airlangga, di JCC, Rabu, (21/05/2025).

Pasalnya, pameran industri baja nasional alias ISSEI 2025 ini merupakan hasil kolaborasi antara Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) dan South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI).
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dalam hal ini Kemenko Perekonomian, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Perdagangan.
ISSEI 2025 mengangkat tema “Bersama Industri Baja Nasional Membangun Fondasi Menuju Indonesia Emas”, kegiatan ini menjadi forum strategis yang mempertemukan pelaku industri besi dan baja dari hulu hingga hilir, pemangku kepentingan pemerintah, asosiasi, hingga sektor pendidikan.

Melalui sinergi ini, diharapkan tercipta kolaborasi lintas sektor yang dapat memperkuat peran industri baja sebagai fondasi utama pembangunan ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.
Chairman IISIA sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Muhamad Akbar Djohan, mengatakan bahwa pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing industri baja nasional di tingkat regional maupun global.
“Acara ini menandai momen bersejarah kolaborasi antara SEAISI dan IISIA, memperkuat visi bersama untuk industri baja ASEAN yang lebih Tangguh, kompetitif, dan berkelanjutan,” Jelas Akbar.

Sementara, Chairman SEAISI, Dato Lim Hong Thye, menyoroti peran strategis Indonesia dalam peta industri baja Asia Tenggara serta pentingnya adopsi teknologi ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Acara ini sangat penting dan memiliki potensi lebih bagi industri baja di ASEAN,” tuturnya.
Untuk diketahui, pameran ini dilaksanakan selama tiga hari (21-23) Mei 2025, dan akan menghadirkan rangkaian agenda utama seperti seminar nasional, diskusi panel, talkshow bersama pakar industri, pameran teknologi dan produk baja terbaru, business matching, serta Green Steel Building Competition.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat roadmap ketahanan industri baja nasional dan mempercepat peran sektor baja sebagai pilar utama ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.
Selain itu, acara ini juga menjadi ajang penting untuk memperkenalkan inovasi produk baja yang mendukung pembangunan infrastruktur nasional seperti proyek strategis nasional.
ISSEI 2025 juga menampilkan berbagai teknologi ramah lingkungan yang mendukung pengurangan emisi karbon dan efisiensi energi di sektor baja.