
Konstruksi Media – Iron-Steel Summit & Exhibition Indonesia 2025 (ISSEI 2025) resmi dibuka di Jakarta International Convention Center (JICC), menandai momentum penting bagi transformasi industri baja nasional menuju masa depan yang ramah lingkungan dan kompetitif secara global.
Acara yang berlangsung selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 Mei 2025, ini mempertemukan pelaku industri, regulator, akademisi, dan mitra internasional dalam sebuah forum strategis yang bertujuan memperkuat fondasi industri baja Indonesia di era transisi energi dan dekarbonisasi.
ISSEI 2025 merupakan hasil kolaborasi antara Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) dan South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI), serta didukung penuh oleh sejumlah kementerian terkait. Ajang ini dimanfaatkan sebagai platform untuk mendorong sinergi lintas sektor, serta membuka peluang investasi dan inovasi di industri baja nasional.
“Kita harus fokus mengamankan pasar dalam negeri, terutama di kawasan ASEAN, serta memperkuat semangat Asian First,” ujar Noor Fuad, Ketua IISIA dalam sesi wawancara.
Salah satu agenda utama ISSEI 2025 adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara asosiasi industri baja dari Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Secara khusus, kerja sama strategis antara PT Krakatau Steel dan Vietnam Steel Corporation menjadi sorotan. Kolaborasi ini mencakup suplai produk Hot Rolled Coil (HRC) hingga 120.000 ton, yang bertujuan memperkuat rantai pasok regional serta mendukung pengembangan industri baja kedua negara.
Baca juga: ISSEI 2025 Resmi Dibuka, Industri Baja Nasional Siap Hadapi Tantangan Global
Langkah tersebut diharapkan dapat memperkokoh ekosistem industri baja ASEAN yang lebih tangguh dan berdaya saing di pasar global.
ISSEI 2025 juga menegaskan komitmen industri baja Indonesia dalam mendukung target pemerintah mencapai net zero emission pada tahun 2060. Melalui penerapan teknologi hijau dan efisiensi energi, pelaku industri diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.
Berdasarkan data World Steel Association, Indonesia saat ini merupakan produsen baja terbesar di ASEAN dengan kapasitas produksi mencapai 16,8 juta ton per tahun (2024). Sektor ini memainkan peran vital dalam pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Puncak acara ISSEI 2025 akan ditandai dengan penyerahan penghargaan untuk pemenang lomba Green Building dan booth pameran terbaik, serta prosesi penutupan yang akan dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
ISSEI 2025 diharapkan menjadi katalisator transformasi industri baja Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, inovatif, dan berkelanjutan.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.isseindonesia.com dan ikuti akun Instagram resmi di @ironsteelsummitexhibindo. (***)