EventNewsProductProduk

ISSC Gelar Aksi Damai Stop Impor Konstruksi Baja, Serukan Nasionalisme Ekonomi di Hari Sumpah Pemuda

Ini bukan sekadar aksi protes, tetapi seruan moral agar pemerintah berpihak kepada industri nasional. Kalau terus dibiarkan, yang bangkrut bukan hanya pabrik, tapi semangat kemandirian bangsa

Konstruksi Media — Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, Indonesian Steel Structure Center (ISSC) bersama seluruh perusahaan dalam rantai pasok industri baja nasional bersepakat menggelar Aksi Damai “Stop Impor Konstruksi Baja” sebagai bentuk kepedulian dan perlawanan moral terhadap maraknya praktik impor konstruksi baja yang dinilai telah menekan industri baja dalam negeri.

Ketua ISSC Budi Harta Winata menegaskan bahwa aksi ini bukan semata unjuk rasa, melainkan seruan nasionalisme ekonomi untuk menyelamatkan industri baja dan tenaga kerja Indonesia.

“Saya siap berdiri di depan, bahkan jika hanya saya dan karyawan saya yang turun. Ini bukan sekadar aksi, tapi perjuangan menyelamatkan industri baja nasional dan masa depan tenaga kerja Indonesia,” tegas Budi dalam rapat konsolidasi ISSC di Jakarta.

Perwakilan bidang hukum ISSC, Yunus Satya, SH, menegaskan bahwa aksi ini akan berjalan secara damai dan konstitusional.

“Ini bukan sekadar aksi protes, tetapi seruan moral agar pemerintah berpihak kepada industri nasional. Kalau terus dibiarkan, yang bangkrut bukan hanya pabrik, tapi semangat kemandirian bangsa,” pungkas Budi.

ISSC memastikan seluruh peserta aksi akan mematuhi aturan hukum, menjaga ketertiban, serta menghormati aparat dan masyarakat selama kegiatan berlangsung.

Rencana Aksi dan Peserta

Aksi damai dijadwalkan berlangsung Selasa, 28 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Setiap perusahaan dalam rantai pasok konstruksi baja akan mengirimkan sedikitnya 50 tenaga kerja, lengkap dengan seragam identitas perusahaan, untuk menunjukkan kesatuan sikap industri nasional.

Bentuk aksi meliputi penyampaian aspirasi secara damai kepada pemerintah pusat di beberapa titik strategis, di antaranya:

  1. Gedung DPR RI (Komisi VI)
  2. Kementerian Perindustrian
  3. Kementerian Perdagangan
  4. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJK)
  5. Kementerian Investasi / BKPM

Pemilihan lokasi akhir aksi akan dikoordinasikan oleh Tim Satgas Stop Impor, dengan mempertimbangkan aspek strategis dan logistik lapangan.

Latar Belakang

Sejak tahun 2024, ISSC bersama asosiasi baja nasional telah melakukan berbagai dialog dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan BKPM, namun hasil konkret belum tercapai.

Celah impor melalui HS Code 9406 telah dimanfaatkan untuk memasukkan produk pre-engineered building (PEB) dari luar negeri, menekan harga baja domestik hingga 30% lebih rendah dan membuat banyak pelaku industri lokal kehilangan daya saing.

Sejumlah perusahaan seperti Gunung Raja Paksi, DJS Steel, Lautan Steel, dan Sunrise Steel melaporkan terjadinya penurunan permintaan signifikan. Beberapa pabrik bahkan terpaksa melakukan pengurangan tenaga kerja (layoff) akibat minimnya proyek yang menggunakan baja buatan dalam negeri.

Aksi damai ini menjadi momentum kebangkitan nasional bagi industri baja, sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda untuk berdiri di atas kekuatan sendiri.

Melalui deklarasi bersama, ISSC menyerukan:

“Dari Dalam Negeri, Untuk Negeri, Stop Impor Konstruksi Baja!”

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp
Banner Kiri
Banner Kanan