ISF 2025 Tegaskan Komitmen Investasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Mendorong investasi berkelanjutan dan mempercepat transformasi menuju ekonomi hijau
Konstruksi Media – Indonesia kembali menggelar Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025), sebuah forum kolaboratif lintas sektor yang bertujuan mendorong investasi berkelanjutan dan mempercepat transformasi menuju ekonomi hijau. Acara berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC) pada 10–11 Oktober 2025, diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, serta KADIN Indonesia.
ISF 2025 secara resmi dibuka oleh Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, dan Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Novyan Bakrie pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025. Lebih dari 10.000 peserta menghadiri forum ini, terdiri dari perwakilan pemerintah, BUMN, pelaku usaha, akademisi, investor global, lembaga keuangan, dan organisasi internasional. Selama dua hari, forum menghadirkan 62 pembicara, termasuk 25 pembicara nasional dan 37 pembicara internasional dari sektor bisnis global, lembaga multilateral, dan tokoh dunia di bidang keberlanjutan.
Dalam sambutannya, Menko AHY menegaskan bahwa keberlanjutan tidak boleh lagi dipandang sebagai beban atau kewajiban tambahan bagi dunia usaha. Sebaliknya, hal tersebut harus menjadi fondasi utama pertumbuhan jangka panjang bangsa.

Baca juga: ASPELUSI Dideklarasikan di IISF 2025, Perkuat Peran Swasta dalam Ekosistem Kendaraan Listrik
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini tengah memprioritaskan proyek Waste to Energy yang akan diluncurkan di 10 kota tahap awal, dan telah menarik minat hingga 192 perusahaan.
“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan hampir 3.700 gigawatt, terdiri dari energi surya 3.294 GW, angin 155 GW, air 95 GW, pasang surut 63 GW, bioenergi 57 GW, dan panas bumi 23 GW. Namun, pemanfaatannya masih di bawah satu persen atau sekitar 15,2 GW. Potensi ini menjadikan Indonesia tujuan investasi yang sangat menarik bagi investor global,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Novyan Bakrie menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor swasta dalam menciptakan ekonomi hijau yang inklusif dan berdaya saing.
“Untuk mencapai Net Zero, Indonesia memiliki peluang investasi sebesar 3,8 triliun dolar AS—sekitar 4% dari total PDB kumulatif nasional 2025–2050. Kesempatan sebesar ini tidak boleh kita lewatkan. Sektor swasta harus menjadi garda terdepan dalam inovasi iklim, pembiayaan hijau, pasar karbon, serta pengembangan keterampilan dan talenta masa depan,” ujar Anin.
Rangkaian ISF 2025 mencakup plenary sessions, thematic discussions, high-level dialogues, serta exhibition dan science corner yang menampilkan inovasi riset berkelanjutan dari universitas terkemuka seperti UI, ITB, IPB, ITS, dan UGM. Salah satu sesi unggulan, High-Level CEO Dialogue, difasilitasi oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dan diikuti lebih dari 30 CEO global dari sektor industri, energi, dan keuangan. (***)




