
Konstruksi Media – Ir. Habibie Razak, perwakilan dari Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BKS PII), menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi Building Information Modelling (BIM) dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini disampaikannya dalam BIM Workshop: Beyond BIM – Role of BIM in IKN Development yang digelar di Kampus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas), Gowa, Sulawesi Selatan, awal Juni ini.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh BKS PII bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Chapter Sulawesi Selatan serta Fakultas Teknik Unhas, dan dihadiri oleh para insinyur dan arsitek dari berbagai daerah. Dalam kesempatan tersebut, Ir. Habibie Razak menyampaikan sambutan mewakili Ketua BKS PII, sekaligus menjadi salah satu narasumber utama.
“BKS PII berkomitmen untuk mendiseminasikan penggunaan BIM secara luas, termasuk melalui pembentukan BIM Centre di kantor BKS PII,” ungkapnya.

Pusat BIM ini nantinya akan menjadi hub edukasi dan kolaborasi, melibatkan berbagai perguruan tinggi seperti ITB, Universitas Udayana (UNUD), dan Unhas, dengan dukungan dari CYPE, perusahaan perangkat lunak BIM ternama asal Spanyol.
Dalam paparannya berjudul Future-ready Engineering: AEC Digitalization & Carbon Accountability, Habibie menyoroti pentingnya integrasi BIM dengan alat analisis Life Cycle Assessment (LCA) untuk mendorong desain yang ramah lingkungan dan berorientasi pada pengurangan karbon.
“BIM kini memungkinkan kita untuk menginterpretasi dan menerapkan data karbon secara real time, mengoptimalkan desain terhadap emisi karbon yang terkandung dan operasional, serta menetapkan target kinerja karbon dalam spesifikasi teknis proyek,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dalam menghadapi tantangan masa depan, para insinyur harus memiliki empat kompetensi utama, yakni:
- Kemampuan Digital (Digital Proficiency)
- Literasi Keberlanjutan dan Karbon (Sustainability and Carbon Literacy)
- Kesadaran Etis dan Regulasi (Ethical and Regulatory Awareness)
- Kolaborasi Interdisipliner dan Komunikasi (Communication and Interdisciplinary Collaboration)
“Transformasi digital di sektor arsitektur, teknik, dan konstruksi (AEC) bukan lagi pilihan, tapi keniscayaan. Dan BIM adalah jembatan utama menuju masa depan pembangunan yang efisien, transparan, dan berkelanjutan,” pungkas Habibie.
Acara ini menjadi bagian dari upaya strategis para profesional teknik dan arsitektur untuk mendukung agenda pembangunan nasional, khususnya di IKN, melalui penerapan teknologi digital yang lebih adaptif dan terukur. (***)