Investor Jepang Danai Pembangunan MRT Cikarang-Balaraja sebesar Rp 160 Triliun
Pembangunan MRT East-West (Cikarang-Balaraja) tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi BBM.
Konstruksi Media – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pembangunan infrastruktur MRT East West Fase 3 terus didorong penyelesaiannya, dan investor utamanya yakni Jepang siap mengucurkan dana sebesar Rp 16 triliun. Dia menjelaskan, pembangunannya bisa dimulai pada 2024 mendatang.
Proyek yang menghubungkan Balaraja (Tangerang) sampai ke Cikarang (Bekasi, Jawa Barat) tersebut memiliki rute sepanjang 84,01 kilometer (Km).
Hal tersebut dikatakannya dalam Rapat Koordinasi Menteri terkait Percepatan Infrastruktur PSN (Proyek Strategis Nasional) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, (23/01/2023).
“Arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) proyek ini bisa diselesaikan atau financial closing di 2024 sehingga tentu program ini perlu kita tindaklanjuti,” jelas Menko Airlangga.
Baca Juga : Deal! Korea Selatan Gabung Pembangunan MRT Fase 4
Dia berharap, capaian percepatan pembangunan PSN tersebut mampu menyumbang multiplier effect baik secara sosial maupun ekonomi yang dapat segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Dengan dukungan pembiayaan dari Jepang sebagai investor utama, proyek senilai Rp160 triliun tersebut terbagi menjadi 2 fase yakni fase 1 yang mencakup area DKI Jakarta dan fase 2 yang meliputi Banten dan Jawa Barat.
Kurangi Konsumsi BBM
Airlangga menyebut pembangunan MRT East-West tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi BBM.
Selain itu, kehadiran MRT Cikarang-Balaraja ini bakal mengurangi kemacetan yang menjadi masalah utama di Jabodetabek.
Untuk itu, Pemerintah berencana akan menyediakan 3 depo operasional di MRT East-West dengan estimasi penumpang mencapai 1,2 juta perhari.
“MRT East-West tersebut juga akan mencakup 49 kawasan Transit Oriented Development (TOD) sehingga memberikan solusi atas transportasi publik secara masif,” imbuhnya.
Pada fase 1 akan terbagi lagi menjadi stage 1 sepanjang 24,527 kilometer yang akan melalui Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria dan stage 2 sepanjang 9,237 kilometer yang melalui Tomang dan Kembangan.
“Fase 1 MRT East–West diharapkan dapat beroperasi di tahun 2031 dengan target kontruksi paling lambat di tahun 2024,” terang Airlangga.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sedangkan MRT East-West fase 2 akan terbagi menjadi East-West Banten sepanjang 29,900 kilometer yang akan melalui Kembangan, Kelapa Dua, hingga Balaraja, serta East-West West Java sepanjang 20,438 kilometer yang akan melalui Medan Satria dan Cikarang.
“Fase 2 sendiri diharapkan akan beroperasi di tahun 2033,” tutupnya.
Baca Artikel Selanjutnya :