News

Inovasi Telkom University, Cegah Stunting di Kabupaten Bandung

Sistem ini dapat memudahkan kader posyandu dalam melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita.

Konstruksi Media – Upaya mengakselerasi strategi nasional terhadap pencegahan stunting dan kurang gizi berbasis posyandu di wilayah kabupaten Bandung, Telkom University (Tel-U) berhasil menciptakan inovasi EGCMS (e-Growth Chart Monitoring System).

Inovasi karya Telkom University dari lintas bidang keilmuan yakni Teknik Elektro, Instrumentasi Biomedis serta Desain Industri berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah produk Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa sistem alat ukur dan monitoring tumbuh kembang anak bayi dan balita.

Sistem yang dibangun oleh Telkom University ini telah dikembangkan sejak tahun 2020, sistem ini dibuat awalnya untuk membantu kader posyandu dalam mengetahui tumbuh kembang bayi dan balita pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu oleh tim intinya, yaitu Husneni Mukhtar, Ph.D., Dien Rahmawati, M.T., dan Dr.Eng. Willy Anugrah Cahyadi.

Ketua tim program Husneni Mukhtar, Ph.D., selaku dosen Fakultas Teknik Elektro Telkom University, mengatakan sistem yang digunakan oleh tim Tel-U pada Program Matching Fund (MF) skema Kedai Reka tahun 2021 ini diberi nama “e-Growth Chart Monitoring System” atau EGCMS v.2.0.

Sistem ini dapat memudahkan kader posyandu dalam melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan (TB dan BB) dalam sekali ukur saja, dan otomatis sistem akan memberikan hasil kategori TB/BB nya berdasarkan chart tumbuh kembang bayi dan balita.

Baca Juga : Awasi Pembangunan Infrastruktur, Mahasiswa Tel-U Ciptakan SIPANDA

“Implementasi EGCMS v.2.0 pada Program MF Kedaireka 2021 bekerja sama dengan mitra industri PT. Pelita Inspirasi, dimana PT ini sudah memiliki track record sebagai produsen pembuat sistem penimbangan untuk bayi dan balita. Sebanyak 36 desa di Kab Bandung telah menerima alat ini dan penyuluhan dibantu oleh dosen dari Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD bidang kesehatan komunitas/ masyarakat,” terang Husneni Mukhtar dalam keterangannya yang diterima Konstruksi Media, Rabu, (20/7/2022).

Dia menambahkan sistem ini telah didaftarkan HKI Paten, dan desain industri di tahun 2020 dan 2021 lalu, kedepan inovasi ini akan terus ditingkatkan performanya dengan mewujudkan EGCMS v.3.0 yang memiliki manajemen data berbasis IoT untuk mempermudah penggunaan sehingga membantu proses pengumpulan data maupun pemantauan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan nantinya.

Gedung Bangkit Rektorat Telkom University. Dok. Ist

“Inovasi lanjutan ini akan direalisasikan melalui Program MF Kedaireka di tahun 2022 ini. Kali ini, kami berkolaborasi dengan Tim riset dari Fakultas Keperawatan dan Teknologi Pangan Unpad, sedangkan mitra industrinya adalah PT. DycodeX Teknologi Nusantara. Harapannya, inovasi ini dapat memberikan kontribusi dalam membantu program pemerintah menekan angka stunting secara efisien dan optimal,” papar Husneni.

Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai.

Sebagaimana diketahui, tujuan Indonesia Maju tahun 2045 salah satunya yakni menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, dan tentunya hal itu harus dipersiapkan sejak dini.

Hingga saat ini berdasarkan data Riskesdas 2018, tercatat 18 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi 30-40% angka stunting yang cukup tinggi, termasuk di Jawa Barat tercatat ada 29.9% atau 2.7 juta balita mengalami stunting.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button