InfrastrukturPelabuhan

Inovasi Pelabuhan Indonesia , Dirut Pelindo: Jadi World Class Port

Setidaknya ada tiga poin penting mengapa pemerintah menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia.

Konstruksi Media – Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo Arif Suhartono mengungkapkan lewat inovasi pihaknya tengah berupaya menjadikan pelabuhan peti kemas sebagai word class port.

Dalam webinar nasional yang diusung oleh Persatuan Insinyur Indonesia bersama Kementerian Perhubungan dan PT Hutama Karya (Persero), Kamis, (13/10/2022).

“Sampai dengan akhir tahun lalu, Pelindo itu memiliki empat yang terbagi berdasarkan wilayah kerjanya, dan tepatnya pada 1 Oktober 2021 Pelindo bergabung menjadi satu kesatuan. Satu pertimbangan mengapa Pelindo itu digabungkan menjadi satu yakni terkait dengan masalah logistic cost,” kata Arif Suhartono.

Dia mengatakan alasan mengapa Pelindo digabung menjadi satu, yakni :

Pertama, dari sebelumnya pembagian berdasarkan regional dengan lini bisnis yang seragam, kini pengelolaan pelabuhan secara tersentral dengan klasterisasi lini bisnis di internal perusahaan.

Selanjutnya, potensi peningkatan konektivitas yang belum optimal akibat perlunya koordinasi antar perusahaan, kini kendali strategis yang lebih baik melalui integrasi data antar pelabuhan dalam mendukung peningkatan konektivitas.

Ketiga yakni dapat ditingkatkan standarisasi dan efisiensi operasi, kini menjadi end-to-end proses operasional yang terstandarisasi.

Keempat potensi optimalisasi kapasitas finansial dalam pengelolaan pelabuhan nasional, kini kapasitas finansial yang lebih kuat dan optimalisasi kapasitas finansial saling terintegrasi.

Kelima yaitu program development sumber daya manusia (SDM) yang belum terstandarisasi, kini program development SDM yang terstandar sesuai dengan kepentingan pengembangan perusahaan.

Serta sistem IT yang belum terstandarisasi dan terintegrasi, kini sistem IT yang terstandarisasi dan terintegrasi.

Baca Juga : Menhub Dorong Swasta Bentuk Badan Usaha Pelabuhan

“Setidaknya ada tiga poin penting mengapa pemerintah menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia, di antaranya : meningkatkan konektivitas dan standarisasi pelayanan pelabuhan, layanan logistik terintegrasi, dsn keunggulan operasional, komersial dan keuangan,” imbuhnya.

Sehingga progress implementasi sustainable port di Pelindo akan berdampak pada standarisasi operasi di pelabuhan. Yang mana mampu menurunkan penggunaan energi alat bongkar muat per volume kargo dan lain sebagainya.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) alias Pelindo Arif Suhartono dalam webinar HK Expert Talk. Dok. Ist

Kemudian juga elektrifikasi peralatan bongkar muat akan bertambah dari sebelumnya 154 peralatan yang telah menggunakan source power listrik di 15 cabang pelabuhan, kini di target pada 2024 bertambah menjadi 170 peralatan.

“Juga ship to shore connection, di mana kapal yang menggunakan fasilitas shore connection dapat menghemat 20%-30% dibanding ship diesel. Hingga saat ini Pelindo telah mengoperasikan sebanyak 45 titik shore connection di 19 lokasi, dan ditargetkan pada 2024 akan bertambah menjadi 55 titik,” paparnya.

Selanjutnya pengelolaan energi alternatif persiapan implementasi solar panel, pihaknya menargetkan dapat melakukan instalasi rooftop solar plant 1 Megawatt Peak (MWP) di Pelabuhan Makassar pada tahun 2023. Kemudian untuk instalasi floating solar plant, ditargetkan pada 2024 dapat terinstal sebesar 4 MWP di Pelabuhan Kaltim Karingau Terminal (KKT), 2,5 MWP di Pelabuhan Kendari, dan pada 2025 di Pelabuhan Tarakan dan Pelabuhan Pantoloan dapat terinstal masing-masing sebesar 1,5 MWP.

“Kita sangat terbuka untuk melakukan kolaborasi ini, karena ini tuntutan tidak hanya untuk negara melainkan dunia yang memiliki komitmen yang sama terkait dengan green energy,” kata dia menambahkan.

Dia menjelaskan, pengelolaan energi alternatif dengan LED & Gas Engine Power Plant, pihaknya melakukan pemasangan lampu LED pada peralatan (QCC, RTG, ASC) serta penerangan lapangan dan gedung. terkait dengan menggunakan gas engine power plant ini sebagai solusi penyedia listrik ramah lingkungan di Teluk Lamong berkapasitas 2X2.3 MW.

Kemudian terkait dengan pengendalian limbah B3 kapal (reception facilities) pihaknya juga telah melakukan pengoperasian reception facilities di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Makassar.

“Terikat dengan konservasi hutan mangrove dan penghijauan, kita komitmen menyediakan ruang terbuka hijau di area pelabuhan yang berfungsi untuk menangkap debu dan menyerap zat pencemar udara dari aktivitas pelabuhan. Juga kita melakukan penanaman sebanyak 40.000 tanaman bakau di lahan seluas 150 hektar di beberapa lokasi seperti di Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Serang (Banten) Cirebon (Jawa Barat), Indramayu (Jawa Barat), dan Teluk Lamong (Jawa Timur),” urainya.

Pelindo juga membuat organisasi dedicated dalam mengelola program green port, hal ini sebagai wujud komitmen Pelindo dalam mendukung ketercapaian target net zero emission.

“Pelindo telah membentuk fungsi khusus yang secara khusus menangani perencanaan hingga pengelolaan dan pelaksanaan program-program terkait dengan Energy, Sustainability and Growth (ESG),” tutupnya menandaskan.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp