
Konstruksi Media – Pengusaha teknologi Marina Budiman masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi majalah bisnis Forbes. Dalam daftar Forbes Real Time Billionaires, profil Marina Budiman menduduki peringkat ke-654 orang terkaya di dunia per akhir Maret 2025. Di tingkat nasional, ia berada di posisi ketujuh dengan total kekayaan sekitar 5,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 87 triliun (asumsi kurs Rp 16.571 per dolar AS). Kekayaan bersih Marina berada tepat di bawah Otto Toto Sugiri, pengusaha teknologi yang dijuluki “Bill Gates”-nya Indonesia.
Otto menempati peringkat keenam orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai 7,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 122,6 triliun). Lantas, siapa sebenarnya Marina Budiman dan bagaimana perjalanan bisnisnya hingga masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia?
Profil Marina Budiman
Seperti Otto, Marina merupakan pengusaha di bidang teknologi di Indonesia. Mengutip Forbes, ia adalah co-founder sekaligus Presiden Komisaris PT DCI Indonesia Tbk (DCII), perusahaan penyedia layanan pusat data (data center). Marina Budiman lahir pada tahun 1961 dan mengenyam pendidikan di University of Toronto dengan fokus studi ekonomi dan keuangan.
Sebelum membangun bisnis pusat data bersama Otto, Marina sempat bekerja di Bank Bali pada tahun 1985. Ia kemudian bergabung dengan perusahaan IT Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989. Pada tahun 1994, bersama Otto, ia mendirikan Indonet, penyedia layanan internet (ISP) pertama di Indonesia.
Pada tahun 2011, Marina, Otto, dan Han Arming Hanafia mendirikan PT DCI Indonesia. Berdasarkan laman resmi perusahaan, DCII merupakan pusat data Tier-IV pertama di Asia Tenggara dengan tiga lokasi utama di Cibitung, Karawang, dan Jakarta. Sejak melantai di bursa saham pada tahun 2021 dengan harga penawaran awal Rp 420 per saham, nilai saham DCII telah melonjak tajam hingga Rp 167.950 per Jumat, 28 Maret 2025. Kapitalisasi pasar perusahaan pun mencapai sekitar Rp 400 triliun. Mengacu pada profil DCII di laman IDX, Marina memiliki 22,51 persen saham perusahaan, menjadikannya pemegang saham terbesar kedua setelah Otto. (***)