InfrastrukturTeknologi

Ini 4 Catatan DTKJ Terhadap LRT Jabodebek Sebelum Dioperasikan

KONSTRUKSI MEDIA – Pembangunan kereta rel ringan/kereta lintas raya terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek), kini hampir rampung. Hingga Senin (7/2/2022) progress pembangunannya sudah di atas 90%.

Menurut rencana, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengoperasikan LRT Jabodebek pada 17 Agustus 2022, tepat di HUT RI ke-77. LRT Jabodebek yang dibangun sejak 2017 tersebut akan beroperasi secara komersial melintasi jalur Stasiun Harjamukti-Dukuh Atas dan Bekasi Timur-Dukuh Atas sepanjang 44 kilometer.

Pemerintah sudah mematok tarif LRT Jabodebek sebesar Rp15 ribu untuk end to end. Sedangkan tarif minimal dipatok di angka Rp3.000-Rp4.000 per 5 kilometer.

Bagaimana kesiapan di lapangan? Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dipimpin Ketua Umum Haris Muhamaddun melakukan kunjungan ke stasiun LRT Pancoran pada Senin (7/2/2022). Usai mendengarkan pemaparan dari pihak KAI, tim DTKJ bersama tim dari KAI bahkan sempat menjajal LRT Jabodebek dari stasiun Pancoran ke Dukuh Atas.

“Alhamdulillah progress secara keseluruhan pembangunan LRT Jabodebek sudah diatas 90%, artinya semoga di tahun ini masyarakat Jabodebek sudah bisa menikmati layanan LRT tersebut,” kata Haris Mumamaddun kepada Konstruksi Media usai acara.

Ketua DTKJ Haris Muhamaddun saat bersama tim melakukan kunjungan lapangan ke stasiun LRT Jabodebek di Pancoran, Senin (7/2/2022)

Dari kunjungan lapangan tersebut, ada beberapa hal yang menjadi perhatian DTKJ. Sebagaimana diungkap Haris Muhamaddun, setidaknya ada 4 catatan DTKJ terkait LRT Jabodebek.

1. Saat operasional nanti secara tiket diharapkan sudah terintegrasi tarifnya (tarif bandling) dengan moda angkutan umum lainnya seperti KRL Commuter Line, Raillink, MRT Jakarta, LRT Jakarta, Trans Jakarta, Mikrotrans dan moda lainnya.

2. Seluruh stasiun LRT Jabodebek akses terhadap semua (inklusif), termasuk teman teman disabilitas, pencinta sepeda (bike to work), dll.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

3. Terdapat pengembangan simpul LRT Jabodebek yang berpotensi menjadi kawasan TOD, sehingga mempunyai nilai tambah baik bagi ridership, maupun pengelola dan masyarakat.

4. Adanya sinergi dan kolaborasi dengan SKPD Provinsi DKI Jakarta, terutama Dinas Perhubungan, Dinas PU Bina Marga dan lainnya, terkait dengan integrasi angkutan umum dan fasilitas pejalan kaki, termasuk didalamnya jalan akses ke dan dari Stasiun LRT Jabodebek. (Magdalena)

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button