AsosiasiMaterialNewsProduk

Industri Kaca Nasional siap Unjuk Gigi dalam Gelaran Glasstech Asia 2025

Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menjadi partner dalam pelaksanaan event kaca terbesar di Asia.

Konstruksi Media — Pertumbuhan industri kaca di Indonesia terus menunjukkan tren positif seiring pesatnya perkembangan sektor konstruksi, properti, dan otomotif dalam beberapa tahun terakhir.

Permintaan terhadap produk kaca baik kaca lembaran, kaca arsitektural, maupun kaca otomotif mengalami lonjakan signifikan, didorong oleh maraknya pembangunan gedung bertingkat, infrastruktur publik, hingga peningkatan produksi kendaraan bermotor.

Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), Putra Narjadin, menyampaikan bahwa industri kaca kini menjelma menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung rantai pasok sektor strategis nasional.

“Kami melihat akselerasi luar biasa pada industri ini. Permintaan domestik tumbuh tajam, terutama dari sektor konstruksi hijau dan otomotif. Industri kaca tidak lagi sekadar pelengkap, tapi telah menjadi tulang punggung dalam ekosistem manufaktur modern Indonesia,” kata Putra Narjadin dalam peluncuran Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025 di Jakarta, (9/5/2025).

Ia menambahkan, kemajuan teknologi produksi kaca dan meningkatnya investasi dari pelaku industri baik lokal maupun asing turut memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam peta industri kaca Asia Tenggara.

Ketua AKLP Putra Narjadin
Putra Narjadin, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP). Dok. Konstruksi Media

“Dengan kebijakan yang mendukung dan insentif investasi yang tepat, industri kaca Indonesia berpotensi besar menjadi basis produksi dan ekspor regional,” ujar Putra.

Data AKLP menunjukkan, konsumsi kaca nasional naik lebih dari 8% secara tahunan (YoY) dalam tiga tahun terakhir, dengan kontribusi terbesar berasal dari permintaan kaca bangunan dan pengaman.

Terlebih, lanjut dia, Pemerintah menunjukkan dukungan konkret terhadap pertumbuhan industri kaca nasional dengan menetapkan kebijakan tarif khusus harga gas untuk tujuh sektor industri prioritas, salah satunya adalah industri kaca.

Menurut dia, kebijakan ini bertujuan untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri di tengah ketatnya persaingan global.

Putra Narjadin mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas perhatian pemerintah terhadap industri kaca. “Dengan tarif gas yang kompetitif, industri kaca nasional kini memiliki peluang lebih besar untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan nasional, baik di sektor konstruksi, properti, maupun otomotif,” tuturnya.

Sejalan dengan tren arsitektur modern yang mengedepankan efisiensi energi dan estetika transparan, produk kaca kini menjadi material utama dalam pembangunan gedung-gedung ramah lingkungan, termasuk yang mengincar sertifikasi hijau seperti EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) atau LEED (Leadership in Energy and Environmental Design).

“Industri ini tengah bertransformasi menuju praktik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, dan kami mendukung penuh langkah-langkah tersebut,” imbuh Putra.

Sebagaimana diketahui, Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) menjadi partner lokal dalam pelaksanaan event Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025 yang akan berlangsung di ICE BSD 6-9 November 2025 mendatang.

Event Glasstech Asia 2025 merupakan kolaborasi PT Debindo Global Expo bersama dengan Messe Muenchen International (MMI) Asia. Glasstech Asia 2025 di Indonesia akan menjadi edisi ke-21 sekaligus momen penting bagi Indonesia sebagai tuan rumah pameran teknologi kaca dan sistem fasad terbesar di Asia Tenggara.

Glasstech Asia 2025 Siap Digelar di ICE BSD: Tonggak Baru Industri Kaca Nasional

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp