News

Indonesia Komitmen Atasi Permasalahan Sektor Air dan Sanitasi

Dalam gelaran Sector Ministers’ Meeting (SMM) 2022 ada empat komitmen yang dipaparkan oleh Menteri PUPR.

Konstruksi Media – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR) berkomitmen secara aktif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di sektor Air Bersih, Sanitasi and Kesehatan.

Hal tersebut dikatakan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam gelaran Sector Ministers’ Meeting (SMM) 2022 yang terselenggara atas kerjasama Sanitation and Water for All (SWA) dan Pemerintah Republik Indonesia, Rabu, (18/5/2022).

Sebagaimana diketahui, dalam Sector Ministers’ Meeting 2022 ini, hadir Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin yang membuka acara secara resmi bersama dengan Wakil Presiden Republik Zimbabwe Constantino Chiwenga dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Selain itu, hadir mendampingi Menteri Basuki yaitu Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dan Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja.

Basuki kembali menegaskan Indonesia berkomitmen dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di sektor Air Bersih, Sanitasi and Kesehatan pihaknya akan melibatkan seluruh stakeholder.

“Kita libatkan stakeholders, termasuk dari pihak kementerian, organisasi sipil, hingga akademisi untuk mendiskusikan dan mereview draft komitmen SMM 2022. Sehingga, komitmen baru ini merupakan hasil dari konsultasi secara berkelanjutan dari berbagai pihak selama periode lebih dari setahun,” terang Basuki.

Ia mengungkan sebanyak empat komitmen utama pengelolaan sektor Water Sanitation and Hygiene (WASH) di Indonesia dalam showcasing commitment di hadapan 69 Menteri yang menangani sektor WASH dari 48 negara di seluruh dunia.

Pertama, meningkatkan komitmen politik serta investasi untuk mempercepat peningkatan di sektor air bersih, sanitasi dan kesehatan, serta mengurangi tingkat stunting di Indonesia.

“Pengembangan di bidang air dan sanitasi memainkan peran penting dalam pengentasan kemiskinan ekstrim, sekaligus mengurangi stunting,” ungkap Basuki.

Untuk itu, lanjutnya, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrim dari 4% menjadi 0% pada 2024. Strategi ini dapat dicapai melalui pendekatan pengembangan kawasan secara lintas sektoral.

Kedua yakni memperkuat pemantauan dan pelaporan berbasis masyarakat untuk memastikan sektor air bersih, sanitasi dan kesehatan yang berkelanjutan.

“Kami memastikan akuntabilitas dari sektor Air dan Sanitasi dengan mengembangkan sebuah sistem database yang terdiri dari manajemen sistem informasi untuk PAMSIMAS di sektor air minum, dan SANIMAS di sektor sanitasi,” papar Basuki.

Ketiga yaitu dengan pengembangan infrastruktur air bersih, sanitasi dan kesehatan yang memiliki daya tahan terhadap perubahan iklim.

“Sejak 2015 hingga saat ini, Indonesia telah membangun 61 bendungan baru dan mengoptimalkan 231 waduk eksisting untuk mengatasi tantangan perubahan iklim,” imbuhnya.

Keempat yaitu memperluas kerjasama dan memobilisasi pembiayaan alternatif untuk peningkatan sektor air bersih, sanitasi dan kesehatan.

“Untuk mencapai target pengelolaan air dan sanitasi nasional membutuhkan anggaran yang cukup masif dan tentunya Pemerintah tak hanya bergantung pada APBN, tetapi juga melibatkan kerjasama dari pihak lain seperti melalui Public Private Partnership (PPP), maupun partisipasi kerjasama lain,” bebernya.

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp