
Indonesia Jadi Tuan Rumah 57 th ACF Council Meeting, Perkuat Kolaborasi Lintas Negara
Ini menjadi momentum semakin relevan di tengah dinamika industri konstruksi yang menghadapi tantangan global, mulai dari transisi energi, digitalisasi proses kerja, hingga penerapan prinsip keberlanjutan.
Konstruksi Media — Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Constructors Federation (ACF) Council Meeting yang ke 57 th. Penyelenggaraan ini berbarengan dengan pelaksanaan AKI Connect yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) di bilangan Pantai Indah Kapuk (PIK), Kamis, (14/08/2025).
Hal ini menandakan bahwa Indonesia tidak hanya berperan sebagai tuan rumah pertemuan prestisius 57th ASEAN ACF Council Meeting saja, tetapi juga memanfaatkan momentum ini untuk menggelar sebuah forum bisnis strategis yang dirancang guna memperkuat jejaring se-ASEAN.
Selain itu, AKI Connect 2025 ini juga membuka peluang kerja sama perusahaan kontraktor di Indonesia, dan memacu kolaborasi lintas negara di sektor konstruksi.

Dalam sebuah kesempatan, Ketua Umum AKI, Djoko Sarwono, mengungkapkan bahwa penyelenggaraan ACF Meeting dan AKI Connect memiliki misi ganda, salah satunya mempertemukan para pelaku industri konstruksi dari negara-negara ASEAN, sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri bahwa kontraktor nasional mampu bersaing di kancah internasional.
Tak hanya itu, dirinya ingin membangkitkan kembali semangat kolektif untuk membangun dan berkolaborasi, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di level regional dan global.

Selain itu, lanjut dia, AKI Connect dirancang sebagai platform yang lebih dari sekadar ajang temu bisnis. Forum ini mengusung pendekatan strategis dengan menampilkan diskusi panel, sesi one-on-one meeting, dan pameran teknologi konstruksi terkini.
Dengan begitu, peluang sinergi yang tercipta dapat langsung diimplementasikan, bukan berhenti pada tataran wacana.
Salah satu aspek penting yang turut diangkat dalam forum ini adalah pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Di mana sekam KBPU ini merupakan sebuah mekanisme pembiayaan dan pengelolaan infrastruktur yang semakin banyak digunakan di Indonesia.
Djoko melanjutkan, melalui KPBU, pemerintah dapat menggandeng swasta dalam pendanaan, pembangunan, pengoperasian, hingga pemeliharaan proyek-proyek strategis seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan, dan infrastruktur energi. Dengan begitu, skema ini tidak hanya mempercepat realisasi proyek, tetapi juga mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sekaligus membuka peluang investasi yang menarik bagi pelaku usaha, termasuk mitra dari luar negeri yang hadir di ACF Meeting dan AKI Connect.

Momentum ini menjadi semakin relevan di tengah dinamika industri konstruksi yang menghadapi tantangan global, mulai dari transisi energi, digitalisasi proses kerja, hingga penerapan prinsip keberlanjutan.
Melalui ACF Meeting 57 th dan AKI Connect ini, Indonesia berupaya memposisikan diri sebagai pusat pertukaran gagasan dan inovasi di kawasan, sembari membuka pintu lebar bagi kolaborasi investasi dan transfer teknologi, termasuk lewat penguatan skema KPBU yang terbukti efektif di berbagai proyek nasional.
Baca Juga :
Peran Strategis AKI dalam Mendorong Pengembangan Perumahan Nasional